Surabaya
Khofifah Bertekad Dirikan Shelter Migran di Hongkong, Bantu Advokasi dan Pembekalan
Memontum Hongkong – Gubernur Jawa Timur terpilih periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa bertekad untuk bisa membangun shelter bagi Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hongkong. Hal itu tercetus setelah Khofifah bertemu dan dialog dengan para BMI Hong Kong, di bilangan Quarry, Hong Kong, Senin (26/11). Dalam forum itu, Khofifah berdialog gayeng dengan sejumlah tenaga migran yang banyak datang dari Jawa Timur. Terutama wilayah mataraman dan juga Malang, dan sejumlah BMI dari beberapa wilayah di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, para buruh migran menyampaikan soal keluhannya selama menjadi tenaga migran di Hongkong. “Memang dibandingkan negara lain, tenaga migran di Hongkong ini mendapatkan sejumlah fasilitas yang menguntungkan, seperti dapat libur sehari dalam seminggu, otomatis kenaikan gaji 100 dolar hong kong pertahun, dan juga ada aturan setiap lima tahun harus dapat bonus yang cukup besar,” kata Khofifah.
Namun dengan kebijakan itu, dampak negatif yang mereka rasakan adalah banyaknya pemutusan kerja sepihak oleh user. Yang kebanyakan dilakukan pada tenaga migran yang sudah bekerja di atas lima tahun.
Masalahnya, banyak kasus yang terjadi tenaga migran Indonesia diputus kontrak oleh user kerap pada tengah malam. “Tiba-tiba tengah malam diputus kerja, disuruh mengambil semua barang-barangnya saat itu juga. Nah yang semacam ini kan ya kasihan. Saat ini shelter atas nama pemprov Jatim itu belum ada. Maka saya ingin membuat shelter itu di Hong Kong,” kata Khofifah yang juga Ketua PP Muslimat NU ini.
Kalaupun ada Konsulat Jenderal Republik Indonesia, tidak semua bisa memiliki akses langsung, terutama saat in time terjadi masalah pada migran. Selama ini, para pekerja migran cukup banyak yang meminta bantuan Muslimat NU Hongkong saat terjadi kasus yang menimpa mereka.
“Maka mereka ingin agar shelter ini bukan hanya mengadvokasi saat ada masalah. Tapi juga komunikasi dengan keluarganya,” ucapnya.