Pemerintahan

Koni Kota Batu Berharap Sinergitas Pihak Sekolah Ciptakan Atlet Berprestasi

Diterbitkan

-

Koni Kota Batu Berharap Sinergitas Pihak Sekolah Ciptakan Atlet Berprestasi

MEMONTUM KOTA BATU – Dewan Kehormatan KONI Batu Didik Machfud menceritakan pernah mendapat penolakan dari sekolah ketika ia meminta izin mengajak pelajar yang juga atlet ikut berkompetisi. Alasan dari sekolah, seperti diceritakan Didik, karena mengganggu jam belajar. Hal itu diceritakan Didik saat ia tengah mencari pemain sepakbola perempuan untuk memperkuat Persikoba.

DidiK Machmud selaku Dewan Kehormatan KONI Kota Batu bercerita tentang pengalaman pahitnya atas penolakan salah satu sekolah saat mencari atlet yang hendak di ikutkan pada sebuah even kejuaraan sepak bola wanita, hal ini disampaikan oleh Didik pada kegiatan KONI

“Saya ditunjuk sebagai manajer sepakbola putri beberapa minggu lalu. Ada sekolah yang punya pemain bagus tapi tidak boleh direkrut. Alasannya menggangu jam pelajaran. Akhirnya kami ambil dari pemain futsal,” terang Didik, selasa kemarin.

Menurut Didik, seharusnya sekolah bisa mengakomodasi pelajarnya yang menjadi atlet untuk bisa berkompetisi. Ditambahkan Didik, kompetisi yang diikuti pun tidak selalu berlangsung lama sehingga seyogya nya ada toleransi.

Advertisement

“Sedangkan anak-anak yang ikut Paskibra itu berapa lama absen saat ikut karantina,” jelas Didik.

KONI Batu menyelenggarakan acara diseminasi pembinaan olahraga prestasi di Hotel Purnama, Kota Batu, Selasa (17/12/2019). Didik yang berbicara di hadapan para guru dan kepala sekolah di acara itu berharap ada solusi sehingga pengalaman pahitnya tidak terulang kembali.

“Semoga, dengan pertemuan ini bisa diluruskan satu rekomendasi, kalau murid mewakili nama Kota Batu atau cabor lainnya, prosedurnya bagaimana?” ujarnya.

Didik yang juga duduk di Komisi C DPRD Batu mengatakan ada tambahan 10 persen anggaran pendidikan 2020. Sekadar informasi, anggaran pendidikan Kota Batu pada 2019 sebanyak Rp 200 M. Dengan besarnya anggaran itu, Didik juga berharap agar potensi pelajar di dunia olahraga mendapatkan perhatian.

Advertisement

“Nantinya kami akan pertanyakan penggunaan anggaran itu. Kami berharap bisa dimanfaatkan dengan baik, juga untuk atlet-atlet muda,” jelasnya.

Ketua Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (Bapopsi) Kota Batu, Lestari mengatakan 90 persen atlet asal Kota Batu merupakan pelajar. Oleh sebab itu, antara guru olahraga dan kepala sekolah harus memiliki kesamaan tujuan untuk membina pelajar yang menjadi atlet. Pelajar yang menjadi atlet sangat berpotensi mengharumkan nama Kota Batu di kancah nasional bahkan internasional.

“Pembinaan olahraga yang prestasi untuk kekuatan pendidikan karakter. Oleh sebab itu, perlu ada kesamaan pendapat antara guru olahraga dengan kepala sekolah,” ujar Lestari.

Lestari menegaskan, agar setelah acara selesai digelar, kepala sekolah dan guru olahraga bisa menyesuaikan program olahraga untuk mengembangkan bakat pelajar.

Advertisement

Kepala Bidang Tenaga Pendidik dan Kependidikan Abdul Rais menanggapi, penolakan sekolah itu mungkin saja karena situasi yang kurang tepat. Rais menegaskan, Dinas Pendidikan Kota Batu berkomitmen mendukung pelajar yang memiliki potensi di dunia olahraga.

“Perlu kami komunikasikan karena kami belum tahu alasan spesifiknya apa. Kalau izin ya pasti diberi izin. Kami secara resmi tidak pernah tidak mengizinkan. Kami mendukung sepenuhnya, termasuk anak berprestasi,” ujarnya.

Rais lantas menjelaskan, berdasarkan program yang ditengah digodok oleh Kementerian Pendidikan, fokus pembelajaran saat ini adalah kompetensi. Ketika fokusnya pada kompetensi, maka bidang olahrga menjadi salah satu yang diutamakan.

“Semoga berlaku pada 2020. Ketika fokusnya kompetensi maka olahraga menjadi nomor satu. Di tahun 2021 Unas juga tidak ada rencananya sehingga betul-betul mengedepankan kompetensi,” tegasnya.

Advertisement

Melalui dana alokasi khusus (DAK), Dinas Pendidikan menyalurkan anggaran ke sekolah untuk membeli peralatan olahraga. Diakui Rais, yang menjadi kendala selama ini adalah pengawasan kebermanfaatan alat-alat yang telah dibeli melalui DAK.

“Hanya masalahnya sudah optimal atau belum itu yang perlu kami diskusikan kembali,” tutup Rais. (bir/yan)

 

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas