Kabupaten Malang

Kopi Ringinkembar Go Internasional Akan Miliki Logo

Diterbitkan

-

Moh Subaidi, Kades Ringinkembar Sumawe. (sur)

“Bersama KKN UMM, Manfaatkan Limbah Kopi Jadi Pengharum Mobil”

 

Memontum Malang – Kopi asal Desa Ringinkembar Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) Kabupaten Malang, menjadi bagian dari gabungan kopi robusta Dampit yang kini tembus pasar internasional. Agar lebih mengenal ciri khas dan aroma khusus kopi Ringinkembar, Pemerintah Desa setempat akan segera menerbitkan brand/logo sendiri.

Selain itu juga akan melebarkan sayap di sejumlah pasar regional, salah satu di Pulau Madura.

 MELIMPAH : Produksi Kopi Desa Ringinkembar. (sur)

MELIMPAH : Produksi Kopi Desa Ringinkembar. (sur)

Kepala Desa Ringinkembar Moh Subaidi menjelaskan, untuk luas tanaman kopi di desa berpenduduk 6750 jiwa ini hingga mencapai 50 hektar.

Terang Kades asal Kabupaten Bangkalan Madura ini, agar petani kopi di Ringinkembar bisa mandiri, ia berencana memproduksi kopi jenis robusta dalam bentuk bubuk.

Advertisement

“Untuk pengadaan bahan baku,kami akan bekerjasama dengan warga di tujuh pedukuhan, agar mereka kirim kopi kesini. Selanjutnya, kami produksi dalam bentuk bubuk,kami kemas dengan merk Ringinkembar,sehingga kopi bubuk itu nantinya bisa beredar di swalayan, ” terang Subaidi Rabu (14/8/2019) siang.

PRAKTIK : Kelompok 30 KKN UMM(H.Mansyur Usman/Memontum.Com)

PRAKTIK : Kelompok 30 KKN UMM(H.Mansyur Usman/Memontum.Com)

Tak hanya itu, Subaidi juga akan mengembangkan hingga ke pasar regional,salah satunya di Kabupaten Bangkalan Madura.

“Untuk di Kabupaten Bangkalan, kami pasarkan di 8 kecamatan, seperti, Aresbaya, Klampis, Geger, Sepuluh, Tanjung Bumi, Kokop dan Kecamatan Konang. Untuk tanaman kopi disana boleh dibilang langka.Jika harga kopi di Malang saat ini Rp 22 ribu/kg, di Madura bisa jual dengan harga Rp 37 ribu/kg. Tetapi, jika sudah dalam bentuk bubuk,bisa mencapai Rp50ribu/kg, ” ulas suami Fitri Yuhana Caleg terpilih DPRD Kabupaten Malang ini kembali menjelaskan.

Di tempat sama, Nanda,kelompok KKN 30 Universitas Muhammadiyah Malang(UMM) menjelaskan,selama sebulan menjalankan pengabdian kepada masyarakat Ringinkembar, kelompok Kuliah Kerja Nyata ini telah berhasil menyalurkan ilmu pengetahuan mereka kepada masyarakat. Salah satu hasil dari tangan terampil dan otak cermerlang kelompok ini yakni dengan memanfaatkan limbah atau sortiran kopi menjadi pengharum mobil dan ruangan.

“Kami manfaatkan limbah kopi yang sebelumnya dibuang itu untuk menjadi pengharum ruangan. Ternyata program tersebut mendapat respon positif dari masyarakat, ” terang mahasiswi Fakultas ekonomi dan bisnis ini sembari menjelaskan proses pembuatan dari awal hingga siap pakai.

Advertisement

Selain memanfaatkan limbah kopi, kelompok KKN ini juga memberi pelajaran kepada masyarakat tentang pengelolaan singkong dan pisang menjadi makanan layak dikonsumsi tanpa berkolestrol.

“Kami berharap, Desa Ringinkembar dengan potensi tanaman kopi yang cukup besar ini bisa produksi kopi bubuk dan memiliki logo sendiri, ” harap Nanda.

Sementara, Eko seorang Koordinator Desa (Koordes) memaparkan, Kegiatan kita, pertama lebih mengutamakan pembelajaran di sekolah. Selanjutnya yang kedua, pihaknya berniat meningkatkan perekonomian warga Desa Ringinkembar yang sebagian besar sebagai petani kopi.

“Selama hanya petani hanya jual kopi dalam bentuk biji.Selain kami sosialisasikan cara membuat bubuk, kami juga ajarkan warga memanfaatkan limbah kopi menjadi parfum atau pengharum ruangan. Semoga apa yang kita lakukan selama ini bisa bermanfaat,” Eko berharap. (sur/oso)

Advertisement

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas