Kota Batu
Polemik Dino Park Kota Batu, DPRD Segera Panggil Dinas Terkait
*Awasi Penyelesaian Penyerobotan Tanah dan Limbah
Memontum Kota Batu—-
Nurrochman Wakil Ketua II DPRD berharap, persoalan penyerobotoan tanah inventaris desa dan limbah yang ditimbulkan oleh Dino Park III harus segera diklarifikasi. Ini untuk menjawab keresahan warga masyarakat, supaya apa yang menjadi persoalan bisa direspon positif. Juga proporsional bagi pengembang sehingga keberlangsungan wisata dan kenyamanan masyarakat bisa bersinergi.
“Artinya jika tidak diklarifikasi dikhawatirkan gejolak akan timbul. Kewajiban pengembang harus clear dengan pihak desa, kecamatan dan masyarakat, ” harap politisi Partai PKB ini.
Selanjutnya masalah limbah, pengolahan limbah jangan sampai seperti itu dibiarkan oleh Dino Park dan dinas terkait. Kalau berbicara ijin amdal keseluruhan harus tercakupi, misal amdal lalu lintas serta amdal lingkungan.
“Dengan munculnya masalah ini, membuktikan peran serta dinas masih kurang, BPM harus mengklarifikasi isu yang berkembang. Apakah seluruh tahapan sudah terpenuhi, ” tegasnya.
DPRD Batu mendorong bagian perijinan (BPM) untuk segera turun ke lokasi dan mengecek secara langsung. Seperti menemui warga terdampak di seputaran lokasi Dino Park.
” Jika dinas tak kunjung merespon, DPRD akan memanggil dinas terkait bersama pengembang, dinas, desa dan masyarakat mengklarifikasi masalah ini. Secepatnya akan kami jadwalkan,” paparnya.
Terpisah, Kukuh Subianto Kades Beji mengatakan hasil pertemuan dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), perangkat desa, tokoh masyarakat, gapoktan dan Komunitas Peduli Desa Beji (KPDB), menyatakan menolak, jika tanah yang sekarang dijadikan areal parkir dan akses masuk menuju Jatim Park 3 itu ditukar gulingkan atau diruislag.
Kesimpulan seluruh element tidak setuju jika tanah bengkok di ruislag dengan Jatim Park 3 namun bila dikerjasamakan, warga menyetujui.
“Warga setuju asal MOU-nya jelas dan disepakati oleh warga, ” Kata Kukuh.
Menurutnya, kerja sama yang akan ditawarkan dengan Dino Park, pihak desa tidak mau jika nantinya pengembang rugi dan juga tidak mau pihak desa merugi. Tetapi harus sama-sama menguntungkan kedua belah pihak, dan juga bersifat terbuka dan transparan.
“Dan jika kerja sama ini disepakati, dana yang diterimanya akan menjadi Pendapatan asli desa (PADdes) Beji dan juga akan masuk menjadi APBDes. Program inilah yang nantinya akan menjadi pemasukan desa secara rutin berkesinambungan dan berdampak pada kesejasterakan masyarakat,” jelasnya.
Namun dia menyesalkan dengan sikap pengembang Dino Park. Sebab sampai sekarang, komunikasi belum terjalin secara legal formal. Tetapi tanah bengkok tanpa sepengetahuan seluruh pihak dijadikan areal parkir dan akses masuk menuju tempat wisata Dino Park.
“Mestinya pengembang itu harus kulo nuwun dulu. Kesepakatan tertulis tidak ada, belum ada perjanjian tertulis, tiba-tiba tanah bengkok itu digunakan lahan parkir, sebenarnya warga Beji itu terbuka, diajak komunikasi itu enak,yang penting jelas, ” ungkapnya.
Terkait soal tenaga kerja dan UMKM, Kukuh bermaksud untuk memperdayakan warganya. Sekaligus bisa menambah pendapatan asli desa, merekruit tenaga kerja di Jatim Park harus diperioritaskan warga sekitar keculai tenaga ahli. Sementara di desa Beji tidak ada, merekrut dari luar tidak masalah.
“Kami akan tahu diri, coba sekarang berapa warga sekitar yang direkrut jadi karyawan dino Park, apa itu ada 20 persen. Makanya sekarang ini kalau pemkot Batu akan menyelesaikan masalah ini, kami sangat berharap, lebih cepat lebih baik,” tuturnya.
Simon Purwo Ali juru bicara Dino Park mengaku, memang pihaknya melakukan kesalahan dan miss komunikasi dengan pihak desa terkait lahan yang digunakan. Simon berjanji akan segera mengklarifikasi dan mencari jalan keluar permasalahan dugaan penyerobotan tanah.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk menyelesaikan permasalahan. Kalau tuntutan warga sekitar sudah kami penuhi. Namun beberapa hal memang belum kami laksanakan. Untuk UMKM dan penyerapan tenaga kerja sudah kami penuhi. Bisa dicek langsung,” pungkasnya. (lih/yan)