Jember

Seluruh Kampus di Jatim, Rawan Disusupi Aliran Radikal

Diterbitkan

-

Sosialisasi yang dilakukan pun, harus sering dilakukan. “Sehingga menangkalnya pun akan berkelanjutan. Harapannya agar ajaran intoleran itu bisa dihindari, bahkan dihapuskan,” imbuhnya.

Sementara itu, Sofyan Sauri, mantan teroris yang saat ini sering menjadi pemateri terkait pengalamannya mengenal aliran radikalisme, menilai bahwa pemerintah harus membuat regulasi yang tegas, untuk melindungi sektor pendidikan dari ajaran radikal tersebut.

Pria yang juga mantan anggota Polri berpangkat brigadir ini menyampaikan, dirinya mengetahui, teman-teman dan mentornya dalam ajaran radikal dulu, saat ini sudah menyebar di kampus-kampus.

“Pelajaran, bidang studi, kurikulum, ataupun lembaga dakwah kampus, Kurang cukup waktu untuk membahas persoalan yang sifatnya keIslaman, Karena seperti halnya memahami boleh atau tidak boleh, butuh waktu dan tempat khusus, yang biasanya hanya copy paste (menyalin, red), atau mengambil pendapat ulama lain,” jelasnya.

Advertisement

Sehingga yang terjadi, kata pria yang juga menjalani vonis 10 tahun penjara dalam kasus terorisme itu, sikap saling toleransi antar umat beragama tidak ada, bahkan juga mungkin hilang, karena pemahaman yang salah, Bahkan saat pengalamannya dulu pernah diajak mengikuti forum atau kelompok pengajian tertentu, dirinya diberi pemahaman oleh mentor tentang ajaran radikal, yang seolah-olah sesuai dengan syariat Islam.

“Seharusnya pemerintah yang mempunyai regulasi terhadap lembaga pendidikan (memahami hal ini). Kemudian menanamkan nilai-nilai pendidikan dari tingkat pendidikan rendah hingga tinggi. Sehingga dapat melindungi sektor pendidikan ini, dari masuknya kelompok intoleransi itu,” tandasnya.(tog/yan)

Laman: 1 2

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas