Kabar Desa

Warga Argoyuwono Ampelgading Begadang Sambil Cithek Geni Depan Rumah

Diterbitkan

-

Kepala Desa Argoyuwono Purnomo bersama Babinsa, bidan desa dan perangkat. (sur)
Kepala Desa Argoyuwono Purnomo bersama Babinsa, bidan desa dan perangkat. (sur)

Upaya Lokal Jenius Tangkal Pagebluk

Memontum Malang – Indonesia yang terdiri dari ragam suku bangsa dan budayanya punya kearifan lokal yang berbeda. Seperti halnya yang dilakukan warga Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang.

Guna memutuskan mata rantai Virus Corona atau Convid-19 yang merebak negeri kita saat ini, pada malam hari,disetiap depan rumah Warga desa yang terletak dilereng kaki Gunung Semeru ini menyalakan api (citek geni-red).

“Jaman dahulu, apabila terjadi pagebluk (wabah) orang-orang tua melakukan mele’an (begadang) hampir semalam suntuk sembari citek geni,” ujar salah seorang warga yang keberatan disebutkan namanya.

Lanjut petani yang nyambi sebagai tukang tambal ban ini,setelah shalat magrib sebagian warga membakar tumpukan kayu yang sudah ia persiapkan sebelumnya.

Advertisement

“Maaf, tujuan pastinya saya kurang paham.Ini sekedar melestarikan warisan leluhur nenek moyang. Bagi saya, itu sekedar kepercayaan warga dalam upaya mengusir wabah Corona yang sudah mendunia ini, ” ulasnya.

Sebelumnya, Kepala Desa Argoyuwono Purnomo menjelaskan, budaya cetek geni ini hanya dilakukan oleh warga disebagian pedukuhan.

“Melestarikan warisan leluhur nenek moyang, setiap malam ada sebagian warga desa melakukan melekan (begadang) hingga larut malam sambil citek geni. Tujuannya sama yaitu untuk mengusir pandemi corona yang sebagian warga menyebutnya dengan pagebluk,” erang Kades sekaligus pedagang kambing ini Selasa (7/4/2020) siang.

Lanjut Kades di desa berpenduduk 3600 jiwa,terdiri dari 3 pedukuhan 21 RT dan 4 RW ini, pihaknya bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas, tim Kesehatan, perangkat desa, tokoh pemuda dan masyarakat sudah melakukan penyemprotan disinfektan.

Advertisement

“Tahap pertama bersama Muspika Ampelgading.Kemudian yang kedua bersama Komunitas Airo (sepeda motor jenis Yamaha besar). Dan yang ketiga bersama Karang Taruna.Penyemprotan ini juga akan berlanjut keseluruh lingkungan Desa Argoyuwono dan terus kami lakukan hingga situasi kembali normal, ” beber Purnomo dengan nada semangat.

Disinggung mengenai dampak wabah Corona bagi perekonomian warga desa saat ini,papar Purnomo,yang jelas sangat berdampak. Salah satunya seperti petani salak. Dalam kondisi saat ini,petani salak merasa sulit untuk menjual hasil panen mereka ke kota. Selain petani salak juga pengrajin ruji atau tusuk sate.

“Hasil pertanian tersendat.Selain harga cengkeh anjlok, harga kambing saat ini juga turun drastis, ” ungkapnya.

Tak kalah pentingnya,Pemerintah Desa Argoyuwono saat ini juga sudah mendirikan posko siaga Convid-19 yang dipusatkan dikantor desa setempat. Dengan menetapkan piket setiap hari sebanyak 2 orang
Yang terdiri dari semua unsur mulai dari tokoh masyarkat, tokoh pemuda, BPBD dan LPMD.

Advertisement

“Untuk sementara waktu kami juga menjatuhkan himbauan kepada warga agar tidak melakukan berbagai kegiatan yang berbasis massa.Seperti tahlil, dziba’ termasuk hajatan, ” pungkas Purnomo. (sur/oso)

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas