Kota Malang

FISIP UMM Siap Kawal Pilkada Serentak 2018

Diterbitkan

-

FISIP UMM Siap Kawal Pilkada Serentak 2018

Memontum Kota Malang — Budaya kritis harus dimiliki oleh mahasiswa. Budaya kritis yang dimaksud adalah sikap kritis terhadap fenomena demokrasi yang ada di Indonesia. Khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Karena sudah menjadi kebiasaan, civitas akademik UMM selalu turut memantau jalannya Pemilu, baik proses, penghitungan suara cepat, dan korelasi hasil.

Hal ini diungkapkan oleh Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr Rinekso Kartono M.Si, dalam forum Diskusi Panel bertema Mengawal Demokrasi Pemilukada Serentak Tahun 2018 di Aula BAU, Rabu (20/12/2017). Hadir dalam acara tersebut mahasiswa FISIP dari berbagai program studi seperti Ilmu Komunikasi, Ilmu Pemerintahan, Hubungan Internasional, Kesejahteraan Sosial, Sosiologi dan juga aktivis Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).

Rinekso memaparkan pentingnya memahami politik agar generasi muda dapat mengawal terselenggaranya Pemilukada 2018. Pemahaman terhadap politik yang baik dapat menghindarkan diri dari kegalauan demokrasi, seperti akan tetap pada demokrasi atau kembali layaknya saat reformasi. “Mahasiswa FISIP itu adalah orang yang harusnya lebih tau politik,” ujar Rinekso.

Selain Rinekso, Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Purwo Santoso, MA memaparkan tentang pentingnya universitas melibatkan diri secara empatik dalam mengawal demokrasi. “Mahasiswa perlu mengkritisi serta memposisikan diri ke dalam demokrasi. Mahasiswa juga harus siap dalam mendemokrasikan cara berpikir dengan mendefinisikan demokrasi sebagai persoalan yang sedang dihadapi,” urainya.

Advertisement

Pemilukada serentak 2018 ini menarik, istimewa dan juga rawan jika dibandingkan dengan jilid sebelumnya. Istimewa sebab melibatkan daerah di Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam dan budaya, yaitu Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, dan Papua, dengan perkiraan jumlah pemilih 80-90 persen. Selain istimewa dan menarik, Pemilukada kali ini rawan konflik horizontal, intervensi asing dan intervensi politik dari pusat. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas