Kota Malang
Sikapi Penurunan Angka Stunting, Pj Wali Kota Wahyu Sebut Dukungan dan Sinergi Semua Pihak
Memontum Kota Malang – Penanganan stunting menjadi salah satu program strategis dan agenda prioritas dari Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Untuk penanganan itu, beragam upaya dalam penurunannya pun terus dilakukan dan didukung oleh regulasi sebagai landasan dalam pelaksanaan.
Disampaikan Pj Wali Kota Wahyu, bahwa penurunan stunting dibutuhkan dukungan dan sinergi dari berbagai pihak terkait. Sehingga, bukan hanya dari Pemerintah Kota Malang saja melainkan juga bersama dengan stakeholder.
“Seperti salah satunya melalui gelaran Rembuk Stunting yang juga dihadiri oleh berbagai elemen terkait, guna untuk menyepakati program dan kegiatan pencegahan stunting yang terintegrasi,” kata Wahyu, Jumat (31/05/2024) tadi.
Kemudian, ditambahkannya bahwa Pemkot Malang juga terus memperkuat pemberdayaan masyarakat seperti dengan mengoptimalkan peran PKK dan kader Posyandu. Lalu, juga dukungan dari badan usaha atau beragam komunitas yang ada di Kota Malang.
“Seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Malang, Korem 083/Baladhika Jaya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Unit Pengumpulan Zakat (UPZ), Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF), dan Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Mandiri yang diberikan kepada kelurahan, Puskesmas, ataupun tim pendamping keluarga dan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB),” ujarnya.
Baca juga :
Lebih lanjut, Pemkot Malang juga memiliki upaya preventif atau pencegahan dengan melakukan sosialisasi kepada para calon pengantin (Catin), baik yang akan melangsungkan pernikahan dan yang belum melangsungkan pernikahan. Selain itu, juga terus melakukan edukasi dan publikasi secara masif melalui berbagai media sosial ataupun media konvensional.
“Penanganan stunting ini juga dilakukan di tingkat kecamatan, kelurahan dan Puskesmas. Mereka adalah ujung tombak yang berhadapan langsung dengan masyarakat dan mereka pun juga mempunyai inovasi yang harus dikembangkan dan dilakukan,” lanjutnya.
Dengan adanya penurunan angka stunting tersebut, menjadi salah satu faktor pendukung bagi Kota Malang, untuk bisa meraih Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi se-Jawa Timur, yakni sebesar 84,00 pada tahun 2023. Angka tersebut, telah melampaui target P-RPJMD 2018-2023 sebesar 82,248.
“Berdasarkan tren bulan timbang periode 2018 hingga 2023, prevalensi stunting di Kota Malang terus mengalami penurunan. Tahun 2023 mencapai 8,75 persen turun dari 9,1 persen di tahun 2022. Per tanggal 17 Maret 2024 angka stunting berdasarkan bulan timbang juga turun sebesar 0,37 persen dibanding tahun 2023 menjadi 8,38 persen. Sementara jika berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia pada 2024 ini prevalensi stunting pun turun 0,7 persen menjadi 17,3 persen dibandingkan tahun 2023,” imbuhnya. (rsy/sit)