Kota Malang
Angkat Cerita Rakyat, 33 Siswa SD/MI Kenalkan Pahlawan dan Sejarah Daerah Kabupaten Malang
Memontum Kota Malang—Bagi generasi muda, khususnya anak-anak usia bangku Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), yang mampu menceritakan sejarah dan tokoh masyarakat jaman dulu sebagai punden atau asal muasal suatu daerah, tentunya menjadi kebanggaan tersendiri dan layak mendapatkan apresiasi. Sebab di era teknologi seperti saat ini, rerata anak seusia mereka tak mau tahu dan terkesan cuek.
Berbeda dengan penampilan 33 peserta Lomba Bercerita Tingkat SD/MI se-Kabupaten Malang tahun 2018, yang dilaksanakan di Hotel Pelangi I, Kota Malang, Selasa (6/3/2018). Dimana mereka mampu menceritakan pahlawan dan asal usul suatu daerah di sekitaran wilayah Kabupaten Malang, lengkap dengan gaya ekspresi, mimik dan penekanan bahasa agar menarik perhatian penonton. Tak jarang, agar lebih komunikatif, mereka melontarkan pertanyaan dan pernyataan yang langsung direspon jawaban dan ekspresi gerakan dari penonton.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Malang ini, mengangkat muatan lokal bertemakan kepahlawanan dan sejarah daerah, untuk mengenalkan dan melestarikan sejarah dan budaya lokal di Kabupaten Malang. Sebagian besar peserta mengangkat tokoh Malang pada jaman dulu, seperti Kendedes dan Ken Arok, Aji Saka, Hamid Rusdi, dan lainnya. Tak ketinggalan asal usul daerah, dimana mereka lebih menekankan pada cerita rakyat asal kecamatannya sendiri.
“Dalam lomba kali keempat yang digelar tiap tahun ini, diikuti 33 peserta siswa-siswi SD/MI se-Kabupaten Malang. Dimana mereka merupakan perwakilan sekaligus utusan dari tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Malang. Sebelumnya, mereka mengikuti seleksi di tingkat kecamatan. Selanjutnya terbaik pertama ikut di tingkat Kabupaten hari ini,” jelas Ketua Panitia, Ratna Indriyani, SE, MM, sekaligus Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan Kabupaten Malang.
Dalam kesempatan ini, dipilih 5 terbaik untuk melaju dalam ajang final untuk memperebutkan juara 1, 2, 3, dan harapan 1, 2, pada Senin (12/3/2018) di tempat yang sama. Kelima terbaik tersebut, diantaranya perwakilan SDN 1 Jatikerto Kromengan, SDN 1 Ngijo Karangploso, SDN 1 Ampelgading, SDN Gunungsari Tajinan, dan SDN 2 Tirtomulyo Pakis.
Nantinya di babak final, selain mendapatkan trophy dan sertifikat, kelima finalis akan mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 2 juta bagi juara 1, Rp 1,750 juta bagi juara 2, Rp 1,5 juta bagi juara 3, dan masing-masing Rp 1 juta bagi harapan 1 dan 2. Selain itu, juara pertama berhak mewakili Kabupaten Malang dalam ajang serupa di tingkat Provinsi Jawa Timur. Pastinya, sebelum bertanding ke tingkat Jatim, sang Jawara akan dibina oleh Pemkab Kabupaten Malang dengan mendatangkan para praktisi profesional sebagai pelatih.
“Tahun lalu, perwakilan dari SDN Pagelaran 1 mempersembahkan juara ketiga di tingkat Jawa Timur. Harapannya, tahun ini lebih baik lagi hingga mampu menembus tingkat nasional. Memang sengaja dipilih 5 terbaik, sebagai jagoan Pemkab Malang dalam ajang lainnya pada kesempatan bersamaan. Selain itu, diharapkan nantinya di tiap sekolah diadakan eskul bercerita semacam ini sebagai bentuk regenerasi pelestarian budaya,” tukas Ratna. (rhd/yan)