Kota Malang

Promosi Hingga Bulgaria, Anton Branding Kampung Keramik Dinoyo Sebagai Destinasi Wisata

Diterbitkan

-

Warga Kampung Keramik Dinoyo mendukung paslon ASIK. (ist)

Memontum Kota Malang—-Pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Mochammad Anton dan Syamsul Mahmud, melanjutkan agenda kampanye hari ke-21, dengan blusukan ke wilayah Kampung Wisata Keramik Dinoyo, tepatnya di RW 03 Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Selasa (6/3/2018).

Disambut kesenian tradisional Rampak Barong dan Reog, paslon yang mengusung jargon MALANG APIK (Agamis, Progresif, Insklusif dan Kreatif) ini menyempatkan berdialog dengan masyarakat. Tak hanya itu, keduanya juga terjun langsung melihat dari dekat proses pembuatan keramik dan belajar menghias keramik di salah satu home industri.

Pria yang akrab disapa Abah Anton ini menyampaikan, untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif daerah berbasis kearifan lokal dan sektor ekonomi kreatif harus didukung potensi generasi milenial. Kedepan, perlu membangun ekonomi Kota Malang agar lebih berkarakter. Dan memperhatikan tren ekonomi kekinian. “Kami ingin mengarahkan Kota Malang sebagai salah satu basis perekonomian kreatif Indonesia. Saya bersama-sama Mas Syamsul ingin membranding dan mengintegrasikan semua upaya itu membentuk Kota Malang menjadi Kota tujuan Wisata Inovasi,” jelas Anton, dihadapan masyarakat Kampung Wisata Keramik Dinoyo.

 Paslon ASIK mencoba membuat keramik. (ist)

Paslon ASIK mencoba membuat keramik. (ist)

Oleh karena itu, Anton menambahkan, Kampung Keramik Dinoyo akan terus dikembangkan sebagai tempat wisata edukasi kerajinan keramik, sehingga memiliki manfaat yang dapat mendorong sektor industri kreatif, khususnya kerajinan keramik. Upaya tersebut menjadi konsen dirinya bersama Syamsul Mahmud untuk terus memperjuangkan, utamanya dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Untuk itu, para pengrajin harus diberi sarana untuk memperbesar dan memperkuat usahanya.

“Para pengerajin ini merupakan salah satu penggerak atau motor ekonomi mikro dalam menghadapi ekonomi global. Kemajuan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) akan berperan besar dalam MEA nanti. Jadi segala sesuatunya harus dioptimalkan,” kata Anton.

Advertisement

Sebenarnya, komitmen Anton dalam memajukan Kampung Wisata Keramik Dinoyo telah dilakukan beberapa tahun terakhir. Di Medio Mei 2015 silam, Walikota Malang (Non Aktif) secara khusus mempromosikan produk keramik Dinoyo pada momentum pembukaan House of Indonesia oleh KBRI di Bulgaria. Selang setahun, Anton turut memperjuangkan pengelolaan pabrik keramik sebagai aset Pemprov Jatim, ini agar bangunan pabrik yang tak aktif selama lebih satu dekade itu dapat dimanfaatkan sebagai jujukan wisata edukasi.

Disisi lain, suami Dewi Farida Suryani itu, mengungkapkan bahwa adanya kesenian tradisional, seperti Rampak Barong dan Reog yang dikembangkan oleh masyarakat setempat juga mendapatkan atensi dan perhatian lebih. Menurutnya, kegiatan seni budaya tradisional tersebut dapat menguatkan local wisdom (kearifan lokal) yang ada di Kota Malang. “Harus dipertahankan, meski arus globalisasi terus berkembang, tradisi tidak boleh ditinggalkan. Ini (budaya tradisional) akan dipadukan dengan wisata edukasi kerajinan keramik, yang ada untuk menjadi sebuah paket wisata yang komplit dan unik,” pungkas Anton. (rhd/yan)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas