Bondowoso

Barokah NU & PKB Antarkan Tohari ke Puncak Karir Legislatif

Diterbitkan

-

H Tohari dalam kiprahnya menjadi anggota DPRD

Memontum Bondowoso—-Sekitar 46 tahun yang lalu, ia bukanlah siapa siap. Ia hanya seorang anak petani yang mengolah sawahnya secara tradisional dan berasal dari keluarga yang kurang sejahtera secara ekonomi. Bahkan, ayah dan ibunya mungkin tidak begitu banyak berharap dan mungkin tidak pernah membayangkan bahwa Tohari kelak akan menjadi seorang politisi dan bahkan menjadi ketua DPRD Bondowoso. Orang tuanya hanya berharap kelak, Tohari menjadi seorang petani yang membajak sawahnya secara tradisional sebagaimana orang tuanya, atau Tohari kelak menjelma seorang pedagang lokal di desanya.

Namun, Tuhan berkehendak lain. Tohari yang biasa berangkat ke sekolah yang terkadang tanpa alas kaki itu oleh Tuhan yang maha kuasa dibimbingnya, dibukakan pintu pintu menuju sebuah perjalanan panjang yang tak pernah ia duga sebelumnya.

Mula mula, ia berkhidmat di organisasi kemasyarakatan terbesar di negeri ini bernama NU tanpa berharap kelak menjadi siapa. Ia mengabdi di NU ketika banyak orang bercita cita menjadi pegawai negeri sipil. Ia menjadi ketua MWC NU ketika banyak orang tak menyukai jabatan itu. Ia menjalani apa yang menjadi tugasnya sebagai pengurus NU. Tidak menjadikan NU sebagai landasan untuk sebuah keinginan dan ambisi. Ia hanya mengabdikan dirinya, menjalankan apa yang menjadi titah para pendiri NU tanpa berharap imbalan apapun dan tanpa apa apa hingga suatu hari NU memilik seorang putra bernama PKB.

Tohari, menjadi salah satu utusan dari para kyai di Maesan agar menjadi salah satu calon anggota DPRD Bondowoso pada tahun 1994. Sebab, setiap MWC diharapkan mengutus salah satu kader terbaik nya untuk menjadi calon anggota DPRD.

Advertisement

Dan, disinilah karir pria ini dimulai. Tohari dipercaya masyarakat dan terpilih sebagai salah satu anggota DPRD bahkan ia termasuk anggota paling muda saat itu. Tohari ketika itu berusia 27 tahun. Sebuah usia yang sangat muda.

Tohari pun selanjutnya berkiprah dan menjadi pengurus DPC PKB. Bahkan sejak saat itu, ia memilih setia di PKB. “Bagi saya, apapun yang terjadi, PKB adalah haluan politik saya. Saya memilih setia berada di PKB apapun yang terjadi,” ujarnya.

Cahaya NU dan PKB inilah yang membuka jalan bagi Tohari untuk menjadi orang seperti saat ini. Jumat pekan depan, ia akan dilantik sebagai ketua DPRD Bondowoso, menggantikan posisi sang pemimpin yang kini mencalonkan sebagai Bupati Bondowoso.

Tohari kini sedang menikmati doa doa para kyai, menikmati bung bunga rampai cahaya NU. Ia tidak menyadari bahwa jejaknya di masa lalu adalah jejak keihklasan menjalankan amanah NU dan barokah para kyai di Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, tempat ia menempa diri, mengais setitik ilmu.

Advertisement


Bagi Tohari, menjadi ketua DPRD merupakan amanah yang harus ia emban. Ia menyadari betul bahwa menjaga amanah dan menjalankannya itu merupakan hal yang cukup berat karena nanti juga akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap kebijakan, setiap tandatangan yang ia bubuhkan apakah kebijakan itu melahirkan sebuah kemaslahatan atau tidak.

Namun demikian, sebagai seorang santri, ia tentu memiliki nurani, ia memiliki pedoman bahwa kepentingan masyarakat harus ia junjung tinggi melebihi kepentingan diri dan kelompoknya. ” Amanah ini tentu harus saya jaga dan jalankan dengan baik. Saya bukan siapa siapa tanpa dukungan sahabat sahabat di dewan, di eksekutif dan dukungan seluruh masyarakat Bondowoso. Jabatan ini harus saya junjung tinggi sebagai salah satu upaya kemaslahatan umat,” kata pria asal Maesan ini.


Perjalanan karir politik Tohari hingga ia mencapai puncak karir di legislatif memang cukup banyak dan cemerlang. Pengalaman demi pengalaman itu setidaknya sudah cukup ia jadikan sebagai landasan untuk mengambil tauladan.

Ia pernah menjadi Ketua DPC PKB Bondowoso ketika PKB mengalami kondisi yang cukup pelik. Ia mencoba terus membangun PKB ketika PKB berada pada kondisi terombang ambil. Namun berkat keuletan dan ihktiar, ia akhirnya mampu keluar dari kondisi yang cukup pelik. PKB kini bangkit dan inilah saatnya ia harus mempersembahkan yang terbaik bagi PKB.


Selama menjadi anggota DPRD, Tohari memiliki kiprah yang luar biasa. Ia serap aspirasi rakyat sebanyak banyaknya, lalu ia rangkum setiap denyut nadi mereka untuk selanjutnya seluruh aspirasi itu ia tampung dan ia perjuangkan hingga aspirasi aspirasi itu menjadi sebuah kebijakan dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Bekerja nyata bukan merangkai kata adalah semboyan dan pegangan hidupnya. (Cw-1/nay)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas