Pendidikan
Alumni Gontor Putri Ajak Lawan Hoax dan Berkawan dengan Media
Memontum Kota Malang – Dosen FISIP Universitas Tanjungpura, Pontianak, Dr. Syariah Ema Rahmania, melakukan webinar seri perdana dengan para Alumni Gontor Putri yang digelar Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern (PP IKPM) Gontor Ponorogo, Minggu (28/02).
Ema menambahkan, saat ini kekacauan informasi cukup tinggi. Ketika masyarakat dengan mudah menyebarkan dan terpancing informasi bohong.
Dirinya mencontohkan, kasus pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya, Ahmad Fauzi Muslih, di Kendal karena warga termakan isu hoax penculikan anak.
“Literas media dan digital masyarakat kita masih rendah. Indonesia ada di peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei tentang minat baca,” kata perempuan yang juga Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Pontianak.
Karena itu, lanjutnya, cek dan ricek informasi atau tabayun menjadi sangat penting di masa sekarang ini. Dirinya bahkan menegaskan, peran perempuan sangat dibutuhkan untuk memerangi hoax.
“Mafindo menggelar pelatihan untuk masyarakat, dan khususnya perempuan dalam mengecek fakta. Bagaimana cara mengetahui bahwa, kabar yang diterima benar atau bohong, dan apa yang harus dilakukan jika menghadapi kondisi tersebut,” ujar alumni Pesantren Putri Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 1997 ini.
Ema juga mengingatkan, peran keluarga dalam membentengi anak dari gempuran hoax, juga sangat penting.
Dalam sehari, anak-anak tidak hanya bersekolah, tapi juga beraktivitas lain, disanalah keluarga diperlukan untuk memantau apa yang dilakukan anak.
Webinar dengan tema Muslimah dan Literasi Media ini juga menghadirkan pembicara lain, Direktur PT Deazha Prima Nusantara, Dewi Yuhana, Dalam webinar yang diikuti para alumni, wali santri dan masyarakat umum itu, Dewi mengajak audiens untuk berkawan dengan media.
“Kenali media, bagaimana karakteristiknya, siapa wartawan, redaktur dan pemimpin redaksinya,” katanya.
Seringkali dalam diskusi yang membahas tentang media massa, kata Dewi, peserta mengkritik dan membahas hal-hal negatif dari media massa.
“Ketika ditanya kapan terakhir baca berita, berita apa yang diikuti, atau apakah berlangganan media, ternyata tidak melakukan semuanya. Masyarakat terlalu reaktif saat ada berita yang dianggap negatif versi dia, tapi tidak mengapresiasi media saat menyajikan berita positif,” ujar perempuan yang pernah menjadi Pemimpin Redaksi Malang Post ini.
BACA JUGA: Malang Performance Art Kritik Pembangunan Kayutangan Heritage Lewat Teatrikal
Berkawan dengan media, tegas Dewi, akan sangat mendukung aktivitas dan misi dakwah, yang secara tidak langsung diemban para alumni Gontor Putri. Bagaimana mereka bisa dikenal pelaku media, dijadikan narasumber untuk topik dan isu tertentu lalu diberitakan, bila tidak mengenal satu pun wartawan.
Banyak pertanyaan diajukan peserta dalam sesi diskusi. Diantaranya, cara supaya tulisan atau artikelnya dimuat di media massa, hingga pertanyaan bagaimana redaksi mempertahankan independensinya saat berhadapan dengan pemilik modal.
Dewi yang juga alumni Gontor Putri itu menyampaikan, audiens harus memahami karakteristik media, di mana ia akan mengirimkan artikel serta minimal tahu berita apa yang sedang menjadi headline di media tersebut.
“Makanya harus banyak baca berita, sehingga muncul ide akan menulis opini tentang apa. Nah, kalau pemilik modal mau sering muncul di medianya sendiri, ya itu haknya mau melakukan branding. Sah saja. Paling pembaca atau penonton yang malas lihat. Tapi kalau sampai ingin memengaruhi kebijakan redaksi untuk memutarbalikkan fakta, yakinlah, di redaksi akan selalu ada orang yang memegang teguh ideologis dan prinsip untuk menjaga independensinya,” jelas Dewi.
Sementara itu, Ketua 1 PP IKPM, Dr. HM. Adib Fuad Nuriz MA, M.Phil mengatakan, Webinar Series Alumni Gontor Putri ini digelar untuk mewadahi potensi-potensi luar biasa yang dimiliki alumni.
“Selama ini kegiatan yang dilakukan PP IKPM lebih banyak untuk alumni putra, sedangkan alumni putri belum tergarap secara maksimal. Padahal potensi dan kiprah mereka di masyarakat tidak bisa diremehkan begitu saja,” katanya.
Webinar ini sekaligus menjadi cara PP IKPM untuk mengumpulkan data para alumni Gontor Putri, sekaligus memberikan kesempatan pada mereka untuk melakukan silaturahmi secara virtual di masa pandemi.
“Antusiasme peserta di webinar perdana ini sangat tinggi. Kami akan menggelar webinar ini secara berkala setiap tiga minggu atau sebulan sekali,” kata Adib. (ed2)