Kota Malang

Bentrok di Unikama, Selamet: “Kami Tidak Tahu Menahu”

Diterbitkan

-

Pintu pagar Unikama yang jebol. Tampak kantor PPLP PT PGRI diturp seng. (gie)

Memontum Kota Malang—Bentrok di kampus Unikama (Universitas Kanjuruhan Malang) yang mengakibatkan 6 orang luka dan rusaknya fasilitas kampus seperti jebolnya pintu pagar dan pecahnya beberapa kaca jendela, pada Senin (15/10/2018) sekitar pukul.06.30, merupakan bentrok berkelanjutan terkait adanya 2 kubu PPLP PT PGRI (Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi Persatuan Guru Republik Indonesia).

Terkait adanya tudingan bahwa PPLP PT PGRI kubu Christea Frisdiantara yang menyuruh mahasiswa menduduki rektorat, langsung ditepis oleh Selamet Riyadi. Sebagai PLT Ketua PPLP PT PGRI pihak Christea, Selamat mengatakan bahwa pihaknya tidak tahu menahu.

“Saya sebagai PPLP tidak tahu menahu kejadian tadi. Informasi yang kami peroleh bahwa, mahasiswa masuk kampus untuk mengusiir Pieter Sahertian, dari rektorat. Saya tanya alasannya apa, karena mahasiswa tidak puas karena Pieter sudah bukan rektor namun tetap melaksanakan wisudah dan melantik wisudawan kemarin” ujar Selamat.

Dijelaskan oleh Selamet, bahwa pihaknya mendapat informasi kalau sebelumnya mahasiswa berkoordinasi meminta PJS Rektor Koenta Adji dan jajaran rektorat yang baru untuk bisa masuk kampus. ” Mereka.ingin Pak Koenta dan jajaran Rektorat untuk masuk kampus dan mengusir Pak Pieter dan jajarannya yang bukan lagi pejabat Unikama. Namun tadi pagi Pak Koenta Adji belum datang ke kampus, magasiswa sudah terlebih dahulu bergerak,” ujar Selamet.

Advertisement

Dia juga mengatakan bahwa pergerakan ini murni mahasiswa yang ingin suasana kampua kondusif. ” ini murni pergerakan mahasiswa. Malah pihak mereka menghadapi mahasiswa dentan preman. Pihak mereka Dosen dan karyawan pendukung Pieter serta preman yang didatangkan untuk berhadapan dengan mahasiswa. Ini saya pikir tidak elok sekali. Kok ada preman di kampus. Padahal pergerakan tadi murni mahasiswa yang audah jenuh dengan kondiai seperti ini,” ujar Selamet.

Menurutnya, mahasiswa sudah melihat dengan cermat siapa pemimpin kampus yang dirasa henar. ” Mahasiswa audah tahu siapa pemimpin yang benar. Merwka tahu setelah melihat SK Kemenkumham, PTUN, rekom dari Dikti, rektor yang dapat PDPT. Mereka tahu bahwa ternayata bukan Peiter melainkan Koenta Adji. Oleh karena itu mahasiswa ingin Pak Koenta untuk duduk di rektorat. Kami juga berharap bahwa Police line di kantor rektorat untuk segera dibuka . Karena tidak ada dualisme. Kami yang sah.,” ujar Selamet. (gie/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas