Kota Malang

Gubernur NTT Ajak Lulusan IBU Membangun Negeri

Diterbitkan

-

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Drs Frans Lebu Raya, saat menjadi pembicara dalam Simposium Nasional. (rhd)

Memontum Kota Malang– Ukuran mutu pendidikan bukan dari prosentase kelulusan, namun karakter yang baik terutama kejujuran. Sebab kejujuran itu mahal sebagai harga diri. Sehingga setiap insan berpendidikan akan mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Bicara mutu pendidikan ditentukan oleh faktor guru, orang tua, dan sekolah, meski pilarnya yaitu pemerintah, sekolah, dan keluarga/masyarakat. Untuk itu, kesejahteraan guru harus diperhatikan, agar pola pendidikan berjalan maksimal. Sebab guru tak bisa tergantikan robot, dan hanya guru yang bisa membentuk orang berkarakter, bukan sekedar cerdas.

 MoU NTT dan IBU. (rhd)

MoU NTT dan IBU. (rhd)

Hal ini disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Drs Frans Lebu Raya, saat menjadi pembicara dalam Simposium Nasional bertemakan ‘Melacak Kembali Kearifan Lokal Pendidikan di Indonesia Timur’ di Hotel Trio 2, Malang, Kamis (6/12/2017). Selain menjadi pemateri simposium yang diinisiasi IKIP Budi Utomo (IBU) Malang, Frans juga menyambangi mahasiswa asal NTT dalam Temu Akrab Civitas Akademik IBU di kampus C.

Frans Lebu Raya menambahkan, jika dulu bicara NTT sering diplesetkan Nasib Tidak Tentu, tapi untuk memotivasi masyarakatnya bergeser menjadi Nanti Tuhan Tolong. Seiring perkembangan pun akhirnya semakin baik. “Hal ini berkat pendidikan di NTT, yang tak dapat dipungkiri diawali dari misi agama, diantaranya Katholik, Protestan, dan Islam. Betapa besar kontribusi lembaga agama swasta dalam mencerdaskan bangsa di NTT. Masyarakat dibina karakternya melalui agama, yang didalamnya juga memuat pendidikan. Bahkan tak jarang saking semangatnya, meski pendidikan tak tinggi mampu mengajari yang lain. Banyak yang sukses meski tak sampai sarjana. Seperti orang tua yang menyekolahkan anaknya menjadi mahasiswa di Jawa seperti Malang ini,” jelas Frans, dalam simposiumnya.

 Mahasiswa IBU asal NTT berebut foto dengan Gubernur NTT. (rhd)

Mahasiswa IBU asal NTT berebut foto dengan Gubernur NTT. (rhd)

Usai simposium, IBU menjalin kerjasama dengan Pemprov NTT yang dituangkan dalam MoU, sebagai tindak lanjut kerjasama di bidang pendidikan, seperti beasiswa, prasarana, dan lainnya, bagi mahasiswa NTT yang menempuh kuliah di IBU, pun lulusan IBU untuk menjadi tenaga ahli di beberapa sektor ketika kembali ke NTT.

Advertisement

NTT merupakan daerah kepulauan yang memiliki keterbatasan, namun memiliki kekayaan, hanya saja tidak dikelola dengan baik. Sebab tenaga SDM nya masih terbatas. Untuk itu, banyak anak NTT bersekolah di luar kota atau luar pulau, seperti di Malang agar saat kembali bisa mengelola NTT. Hal ini pun diutarakan Frans kepada mahasiswa IBU asal NTT dalam temu akrab. Frans mengajak semua mahasiswa asal NTT jika sudah lulus untuk segera kembali dan mempergunakan ilmunya untuk membangun daerah asal agar semakin maju. Sebab mereka sebagai generasi muda daerah merupakan Agent Of Change Pembangunan NTT di masa mendatang.

Dalam kesempatan tersebut Frans membantah isu lulusan IKIP Budi Utomo tidak bisa menjadi PNS. “Siapa yang bilang, malah NTT akan ada MoU lanjutan dengan IBU. Justru kami butuh semua lulusan, termasuk lulusan IBU agar menjadi SDM pemerintah yang bisa melayani masyarakat dalam kesuksesan pembangunan NTT,” tegas Frans kepada awak media.

“Memang tak harus semuanya jadi PNS, kan ada batasannya sesuai kebutuhan. Kalau ga bisa bersaing jadi PNS, malah lebih baik jadi Entrepreneur agar pembangunan lebih berkembang lebih pesat,” tukas Frans.

Sementara itu, Rektor IBU Dr Nurcholis Sunuyeko, MSi mengatakan, jumlah mahasiswa NTT di IBU lebih dari 40 persen dari total lebih 9.000 mahasiswa. Pelaksanaan simposium ini merupakan sumbangsih tanggung jawab moral IBU kepada NTT. “Ini bentuk tanggung jawab kami, bagaimana perkembangan hasil pendidikan mahasiswa NTT sejauh ini. Termasuk bagaimana hasil pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan lainnya sebagaimana Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk diterapkan di NTT. Dan hal itu tertuang dalam MoU tadi sebagai pengembangan lanjutan,” jelas Yai, sapaan akrabnya. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas