Pemerintahan
Ketua DPRD Abdul Ghofur Tegaskan Siap Mendukung Lamongan Zero Stunting
Memontum Lamongan – Persoalan stunting atau pertumbuhan anak yang terhambat (kekerdilan) merupakan masalah global yang dihadapi banyak negara. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa pada tahun 2016 sekitar 155 juta (23 persen) anak di dunia mengalami stunting.
Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa pada 2018, prevalensi balita yang mengalami stunting sebesar 30,8 persen, atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia.
Tahun 2017 stunting di Lamongan masih berada pada angka 23 persen dan Februari 2018 turun menjadi 15 persen. Selanjutnya, pada Agustus 2018 berada di 10,17 persen dan Februari 2019 menjadi 9,57 persen. Terakhir, pada Agustus lalu turun menjadi 7,71 persen.
“Untuk itu, dibutuhkan komitmen bersama agar jumlah balita stunting terus menurun. Saya pribadi akan terus mendorong Pemkab Lamongan meningkatkan program agar Lamongan Zero Stunting,” tegas Ketua DPRD Lamongan, H. Abdul Ghofur, Minggu (6/12/2019).
Menurut Ghofur, penanganan stunting perlu sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan dunia usaha, serta organisasi kemasyarakatan.
“Sebab, persoalan stunting merupakan masalah global. Dengan keterlibatan banyak pihak, maka penangannya akan lebih muda,” Ujar Ghofur menegaskan.
Selain itu, Ghofur juga menjelaskan, dengan melakukan konvergensi penuntasan stunting lintas perangkat daerah bersama pemanfaatan dana desa, penurunan angka stunting di Lamongan signifikan.
“Bersama KPM, kita mampu melakukan deteksi dini anak yang terindikasi stunting. Memiliki data yang akurat by name by address, sehingga bisa segera dilakukan intervensi dan Kami berharap tahun 2020 Lamongan menjadi Kabupaten zero stunting,” pungkasnya menandaskan. (dc/zen/yan)