Kota Malang

Khofifah Realisasikan SMA/SMK Gratis, Angkat GTT PTT dan Lab Sekolah

Diterbitkan

-

Khofifah Indar Parawansa. (rhd)

* Navigasi Program Pendidikan ala Khofifah

Memontum Kota Malang—Gubernur Jawa Timur (Jatim) terpilih periode 2018-2023, Khofifah Indar Parawansa saat ini sedang membuat navigasi beberapa program yang telah dicanangkan, sekaligus memenuhi janji saat kampanye Pilihan Gubernur (Pilgub) lalu. Terkait pendidikan, Khofifah telah membuat navigasi yang hampir matang, diantaranya menggratiskan biaya pendidikan SMA/SMK, memperhatikan nasib para Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT), serta fasilitas labarotorium sekolah.

Dalam janji kampanye Pilgub kemarin, pasangan Khofifah – Emil ini berjanji akan menggratiskan biaya pendidikan SMA/SMK sederajat di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Disinggung tentang anggaran untuk mengcover program gratis biaya pendidikan SMA/SMK, Khofifah mengatakan telah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Timur Pakde Karwo, serta beberapa aparat daerah lainnya.

“Dari hasil koordinasi yang dilakukan, anggaran yang dimiliki cukup untuk menggratiskan pendidikan bagi siswa. Insyaallah tahun depan SMA/SMK sudah bisa gratis. Kita sudah sisir anggarannya, InsyaAllah cukup,” tegas Khofifah, sebelum menjadi pemateri Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2018, yang mengangkat tema “Mengawal Indonesia Bebas Radikalisme dan Narkoba, di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang UIN Malang, Senin (13/8/2018).

Advertisement

Selain menggratiskan biaya pendidikan, nasib para Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) juga akan diperhatikan oleh Pemprov Jatim. Dari data yang dimiliki, ada sekitar 21.400 GTT PTT yang ada di Jatim. “GTT PTT juga akan kita perhatikan, saat ini sudah sekitar 8.000 yang telah mendapatkan insentif dari Pemprov,” ucapnya.

Sementara itu, sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 tahun 2007 tanggal 28 Juni 2007 tentang standar sarana dan prasarana, disebutkan bahwa sekolah harus memiliki laboratorium yang berkualitas. Kendati telah diatur dalam Permen 24/2007, masih banyak sekolah yang belum memiliki laboratorium, dimana ini juga terjadi pada SMA/SMK di Jawa Timur. “Sekarang ini ada sekitar 55 persen SMA/SMK di Jatim yang tidak punya laboratorium,” ungkap Khofifah.

Guna mendorong kualitas pendidikan yang merata, Khofifah telah berkoordinasi dengan sejumlah stakeholders, khususnya dengan Dinas Pendidikan. Salah satu strategi yang akan digunakan untuk mengisi kekosongan sekolah yang tidak memiliki laboratorium adalah dengan membentuk sekolah induk. Dengan strategi sekolah induk, diharapkan sekolah-sekolah yang tidak memiliki lab juga mendapatkan kualitas pendidikan yang sama dengan sekolah-sekolah lain. “Untuk sementara kita akan buat sekolah induk, sehingga sekolah-sekolah yang tidak punya lab bisa ke sekolah induk itu. Ekspektasinya adalah untuk memberikan pendidikan yang gratis dan tentu berkualitas,” tukas Khofifah. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas