Kota Malang

Mahasiswa Pondasi Efektif Pembangunan Pancasila Segala Aspek

Diterbitkan

-

Yudi Latif saat memaparkan paparannya. (rhd)

Memontum Kota Malang— Berbicara Pancasila, tentu memiliki pemaknaan luas. Bahkan saat ini, makna harfiah dan aplikatif Pancasila masih kurang dipahami atau terlupakan oleh sebagian masyarakat, utamanya para generasi muda saat ini. Untuk itu, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif MA, PhD, memberikan materi Kuliah Umum bertemakan “Meneguhkan Pancasila sebagai Infrastruktur Nilai dalam Membangun Peradaban Indonesia yang Multikultural”, di Gedung Sarwakirti, Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), Selasa (21/11/2017).

“Luasan Indonesia sangat luas, daripada negara asia lainnya. Indonesia negeri yang kaya alam dan paling majemuk, baik agama, keragaman budaya, ras, bahasa dan lainnya. Dan ini juga terlihat pada mahasiswa Unikama yang multikultural.
Pembangunan fisik manusia harus berlandaskan banguan jiwa yang menjadi kesatuannya. Untuk membangun keduanya, Pancasila sebagai landasannya. Karena keberagaman itulah kita bisa merdeka,” jelas Yudi.

Pada kesempatan tersebut, Yudi Latif meresmikan Pusat Studi Pancasila dan Multikultural yang ditandai dengan penandatangan prasasti. Sebagai media pembelajaran Pancasila kepada mahasiswa di era saat ini.

Pancasila menjadikan dasar manusia Indonesia dalam segala aspek kehidupan, mulai aspek Ketuhanan hingga Keadilan Sosial. “Karena tanpa Pancasila, bagaimana mereka bisa bersatu untuk merdeka. Untuk itu, Pancasila saat ini harus ditanamkan pada generasi muda sebagai penerus bangsa, utamanya mahasiswa sebagai pondasi untuk efektif pembangunan Pancasila di segala aspek. Bagaimana cara mendidik dan mencerdaskan bangsa, tanpa adanya gesekan. Baik personal, spiritual, EQ dan IQ, serta spirit intelegent. Masing-masing personal memiliki kelebihan dan keunggulaan, namun bisa menjadi harmoni. Wawasan luas menjadikan tolak ukur mereka dalam toleransi dan integritas dalam masyarakat,” terangnya.

Advertisement

Yudi menerangkan dari awal asal muasal bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia berasal dari induk yang sama, yaitu ras orang Papua Melanesia dan Maluku sebagai kuncen bangsa Indonesia. Kemudian ras Malayan Mongoloid masuk ke Indonesia. Berbeda namun memiliki kekhasan masing-masing. Itulah salah satu simbol Bhinneka Tunggal Ika, sebagai kesatuan Indonesia dengan satu Pancasila.

Sementara itu, Rektor Unikama Dr Pieter Sahertian, Msi mengatakan tujuan kuliah Pancasila mengajarkan generasi saat ini memahami apa itu Pancasila dalam kehidupan, bukan diajarkan secara kognitif yang pernah terjadi di masa lalu.
“Marilah Pancasila dijadikan perilaku dan keteladanan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Kita menyadari bahwa penghayatan pemahaman batasan perilaku yang Pancasila itu sudah mulai mengalami dekadensi kesadaran. Untuk itu, Presiden menghadirkan UKP PIP sebagai pengganti BP7, dengan program-program yang akan dilakukan ke depan,” jelas Pieter.

Menurutnya, pengaruh teknologi sangat besar terhadap perilaku bangsa Indonesia. Kepedulian pada lingkungan sekitar yang menurun harus dimunculkan kembali dalam framing Pancasila. “Melalui Pusat Studi Pancasila dan multikultural dalam Perguruan Tinggi, kami mempunyai tanggung jawab moral untuk memberikan nilai nilai ideologi Pancasila dan multikulturalisme pada mahasiswa dengan sistem yang diberikan UKP PIP,” tandas Pieter. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas