Situbondo

Pemkab Situbondo Tutup Mata Trotoar Beralih Fungsi

Diterbitkan

-

Pemkab Situbondo Tutup Mata Trotoar Beralih Fungsi

Banyak Dikeluhkan Pejalan Kaki

 
Memontum Situbondo – Keberadaan trotoar sebagai fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas adalah aspek penting yang perlu diperhatikan. Trotoar sejuk, bersih, dan tertata rapi menjadi idaman pejalan kaki di seluruh negeri. Namun, kenyataannya masih banyak yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman berjalan kaki.

Mengintip keadaan trotoar di Kabupaten Situbondo, Teguh Riyanto (39) asal Panarukan, sebagai pejalan kaki, Saat ditemui Memontum.com, mengaku kondisi trotoar di Situbondo, tepatnya Jl. Jawa tampak kotor dan sempit serta banyak yang di tempati warung.

“Kondisi trotoar terasa begitu kotor dan sempit. Jadi, kalo ada pejalan kaki dari lawan arah, salah satu dari kita harus mengalah,” ujarnya.

Teguh Riyanto juga menambahkan untuk ditanam tumbuhan hijau di sepanjang trotoar agar nantinya bisa lebih rindang dan sejuk Serta trotoar yang rusak dan amburadul agar secepatnya diperbaiki,tuturnya

Advertisement

Pantauan Memontum.com di trotoar sepanjang Jalan Jawa tepatnya di pertigaan terminal Situbondo, di sana masih banyak pedagang yang berjualan menutup trotoar yang lebarnya sekitar 1 meter. Pada saat jam sibuk, kondisi lalu lintas padat, membuat banyak pemotor memilih naik ke trotoar. Ini adalah dua gambaran dari beberapa pelanggaran penggunaan fasilitas pendukung jalan.

Pada hakikatnya trotoar diperuntukkan untuk pejalan kaki, penyandang disabilitas. Dalam Pasal 28 ayat (2) UU No. 22 Th 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) jelas disebutkan setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi perlengkapan jalan. Jika, diketahui melanggar, pelanggar akan dikenakan 2 macam sanksi yakni ancaman pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 (Pasal 275 ayat (1) UU LLAJ).

Menurut Aktivis LSM PENJARA INDONESIA JAWA TIMUR, Dafit Hariyono (45) pria asal asembagus itu mengatakan, keberadaan trotoar saat ini justru banyak yang beralih fungsi. “Trotoar sekarang banyak malah dijadikan tempat dagang / warung dan parkiran. Jadi, ya, banyak pejalan kaki yang berjalan di jalan raya, bukan ditrotoarnya,” jelas Dafit, saat ditemui Memontum.com di seputaran pertigaan terminal jalan jawa,Situbondo ,Senin (12/02/2018).

“Walaupun begitu, kita tidak boleh sepenuhnya menyalahkan pedagang atau pemilik kendaraan. Harus ada peran serta juga dari Pemerintah Daerah untuk mendukung hal ini. Misalnya, Dinas Terkait bisa lebih tegas kepada pelanggar atau minimal dibuat rapi dulu lah,jangan Tutup mata dengan kondisi trotoar seperti ini,” ujarnya

Advertisement

Dirinya juga berharap trotoar bisa lebih layak dan nyaman dari sebelumnya. “Mungkin bisa diberikan papan nama Larangan, agar tidak ada lagi pedagang yang berjualan dengan membuka warung dan menempati diatas trotoar,” harapnya. (im/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas