Kota Malang

Rizal Ramli : Pemerintah Segera Ambil Tiga Kebijakan Inovatif

Diterbitkan

-

Rizal Ramli, menjawab pertanyaan awak media terkait 3 kebijakan inovatif yang harus diambil pemerintah. (rhd)

Memontum Kota Malang—Pakar ekonomi dan politikus Indonesia, Dr. Ir. Rizal Ramli, M.A. menyampaikan, ada beberapa langkah yang bisa segera diambil pemerintah dalam mengembalikan kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sedang carut marut.  Diantaranya, pertama, melakukan inovatif debt manage, sehingga akan mengurangi beban hutang. Kedua, negara mengurangi pinjaman, dan biarkan swasta yang meminjam. Tak harus BUMN. Ketiga, tax ratio dinaik 16-18 persen dalam 5 tahun.

“Kebijakan tax ratio saat ini kurang maksimal, dari target 16 persen hanya mampu 11,5 persen. Dan ini kalah tinggi saat pemerintahan Gus Dur bisa 12,5 persen. Target pemerintahan Jokowi ini banyak yang tak tercapai karena ulah para menterinya. Yang diuber seharusnya sektor besar, bukan yang kecil. Termasuk sektor mineral.  Harus dilakukan segera. Jika tidak pemerintahan sekarang, ya pemerintahan selanjutnya,” ungkap Rizal Ramli.

Menurutnya, cara yang digunakan pemerintah saat ini justru semakin menambah beban di masa mendatang. Bukan hutang dibayar hutang, apalagi agar mudah mendapatkan kucuran pinjaman, bunga yang terbilang tinggi setiap bulan pun disetujui. Bahkan surat hutangnya 2 persen lebih tinggi dibandingkan negara yang ratingnya di bawah Indonesia, seperti Thailand, Philipina, Vietnam.

“Seharusnya dibawahnya. Jika bunga berbunga, setiap tahun 2 persen untuk 10 tahun itu bisa jadi bunganya nambah 40 persen, atau 11 milyar dolar atau 12 trilyun rupiah yang harus dibayar masyarakat Indonesia. Ini sebuah kejahatan, namun Sri Mulyani dipuji bankir Internasional. Seharusnya Menteri Keuangan itu seperti Singapura, Jepang, dan China. Harus berani menekan bunga pinjaman. Bukan jadi SPG IMF. Ini akan jadi boom waktu di pemerintahan selanjutnya,” beber Rizal Ramli, saat makan bersama awak media, Kamis (31/1/2019) sore.

Advertisement

Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia di era Gus Dur ini menyampaikan usulan untuk memperkuat rupiah, pemerintah mewajibkan semua eksportir harus menyimpan hasil ekspornya 100 persen di Indonesia. Pasalnya, sebelumnya hanya 20 persen save di Indonesia, sisanya di Singapura, Hongkong, dan lainnya. “Usulan saya ini pernah saya lontarkan saat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia di kabinet Jokowi. Dulu tidak dilakukan, baru sekarang dilakukan,” ceritanya.

Rizal berpesan agar pemerintah menghentikan pola pinjaman, dan menggantinya dengan cara inovatif. Misal debt manage renegosiasi hutang mahal dengan hutang murah seperti yang pernah dilakukan dengan Kuwait, cetak sawah jutaan hektar, transformasi pembiayaan, dan cara lainnya. “Kalau dirata-rata pokok dan bunganya 1,24 Triliun per hari. Dengan cetak sawah 1 Triliun rupiah per hari dapat berapa hektar, ya sekitar ribuan hektar per hari. Pemerintah harus bisa transformasi pembiayaan dari hutang luar negeri berubah menjadi basis pembiayaan dalam negeri. Seperti Jepang, China, dan lainnya aja bisa,” tegas pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 10 Desember 1954 ini. (adn/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas