Kabupaten Malang

SDN Ringinsari 3 Sumawe Awali Pelajaran dengan Shalat Duha Berjama’ah & Baca Surat Yasin

Diterbitkan

-

Duha: Siswa SDN 3 Ringinsari saat baca Surat Yasin berjama'ah. (Sur)

Memontum Malang—– Patut dicontoh, agenda rutin yang dilakukan siswa beserta dewan guru di Sekolah Dasar Negeri(SDN)3 Ringinsari Kecamatan SumbermanjingWetan (Sumawe) Kabupaten Malang, sebelum mulai pelajaran, yakni shalat dhuha berjama’ah dan berlanjut baca surat yasin. Giat tersebut berlangsung sejak pukul 06.30 hingga pukul 07.00 Wib di Sekolah Dasar Negeri yang dihuni oleh 248 orang siswa-siswi ini.

Tak hanya itu, diakhir pelajaran,masih ada lagi kewajiban para siswa,yakni shalat dzuhur berjama’ah.Dua agenda rutin ini termasuk konsep pendidikan berkarakter yang dicanangkan oleh para Kepala Sekolah sebelumnya.Dan itu juga salah satu upaya dewan guru dalam meningkatkan kedisiplinan dalam menunaikan shalat lima waktu. Salah seorang siswi kelas mengaku,dirinya membawa peralatan shalat. Ia juga gembira dapat menjalankan Shalat tersebut bersama kawan-kawan yang lain.

“Sama pak guru diminta bawa alat shalat sebelum masuk kelas,”ujarnya.

Hanya saja, usianya yang masih belia belum tahu maksud dan tujuan kebiasaan itu. “Enggak tahu, ikuti kata guru. Yang saya tahu shalat pagi itu shalat shubuh,” terangnya polos.

Advertisement

Setidaknya, dua kali dalam seminggu para siswa ini membiasakan diri shalat dhuha sebelum belajar. Shalat dhuha ini juga termasuk ke dalam konsep pendidikan berkarakter yang dicanangkan oleh pihak sekolah beberapa tahun lalu.

Pertama, kaidah ilmu yang diperoleh secara material melalui perantara guru, alat peraga mata pelajaran, dan metoda klasikal yang selama ini dijalankan. Sementara yang kedua adalah kaidah ilmu yang diperoleh secara spiritual melalui proses transendensi yang dijalani oleh pelajar di sekolah sehingga melahirkan transformasi energi dalam ruang batin para pelajar.

“Kalau ini tidak dilakukan, maka nalar spiritual anak-anak kita tidak akan pernah bisa terasah. Kelemahan sistem pendidikan kita ini kan tidak aplikatif, jadi cara ini kami tempuh agar pelajar mampu menangkap pelajaran dalam suasana kebatinan yang nyaman,” ungkap Abdul Gofar,seorang guru agama beberapa waktu lalu.

Tambah Gofar, terdapat dua hal yang menjadi tujuan pemberlakuan kebijakan ini. Yakni,setiap pelajaran di sekolah harus berujung pada proses ‘tafakkur’ dan ‘tadabbur’. Sehingga ada benefit yang diperoleh pelajar dalam setiap mata pelajaran yang diterimanya.Lanjut dia,pembiasaan shalat dhuha yang dimulai pada 06.30 itu memiliki nilai kerja keras karena dilakukan saat memulai aktifitas. Ia meyakini rezeki berupa ilmu akan diperoleh para pelajar Purwakarta jika konsisten menjalankan shalat dhuha.

Advertisement

“Iya konsisten dijalankan, karena dari rezeki ilmu itu kan kelak kita peroleh rezeki material juga. Bagi non muslim, tentu ada ruang untuk itu, silakan menjadikan pagi hari sebagai ruang kontemplatif agar diri kita siap menerima pelajaran”,pungksnya.

Sementara,Hj.Sunarsih Spd,Kepala SDN 3 Ringinsari menjelaskan,terlepas dari itu,saat ini SDN 3 Ringinsari juga tengah menonjolkan bidang olahraga seperti sepak bola dan volly.”Toh belum berhasil meraih prestasi puncak,tetapi siswa kami sudah berani tampil dalam Timnas Sumawe beberapa waktu lalu.Alhamdulilah masih masuk peringkat empat”,ujar Sunarsih Selasa(3/4/2018)kemaren.Hal yang tak kalah penting,lanjut Sunarsih,siswa di SDN yang terdiri dari 143 siswa ini juga pernah ikut lomba dalam bidang seni.Seperti halnya lomba gambar berceritera,yaitu gambar yang memiliki narasi literasi visual yang tujuannya menceritakan proses kejadian peristiwa melalui bahasa di SDN3 Harjokuncaran sebulan lalu.

“Kami berharap,kedepan mereka terus meningkatkan kedisiplinan,tingkatkan belajar juga memburu prestasi agar apa yang dia cita-citakan bisa membanggakan orang tua dan dewan guru”,ujar Sunarsih berharap. (sur/nay)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas