Blitar

Takmir Masjid se Kota Blitar, Tolak Politisasi Masjid

Diterbitkan

-

Takmir masjid se Kota Blitar menggelar deklarasi mencegah politisasi masjid, di Masjid Agung Kota Blitar.

Memontum Blitar—- Menjelang pesta demokrasi Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Jawa Timur 2018, segala cara dihalalkan untuk memperoleh dukungan sebanyak-banyakanya. Tidak menutup kemungkinan adanya penggunaan masjid dan mushola sebagai tempat kampanye dan sebagai alat untuk kepentingan politik golongan tertentu. Bahkan, saat ini suhu politik sudah semakin memanas jelang Pilkada Serentak 2018 ini.

Mengantisipasi hal tersebut, sebanyak 150 takmir masjid se Kota Blitar menggelar deklarasi mencegah politisasi masjid. Deklarasi ini diinisiasi Takmir Masjid Agung Kota Blitar ini, digelar di Masjid Agung Kota Blitar, Senin (19/02/2018) malam.

Dalam deklarasi tersebut para takmir masjid menyerukan agar tidak menggunakan masjid untuk kepentingan politik atau politisasi masjid dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Masjid harus dikembalikan kepada fungsinya, tanpa dikotori dengan urusan duniawi seperti kepentingan politik, golongan dan pribadi.

Ketua Takmir masjid Agung Kota Blitar, Drs Subakhir mengatakan, pihaknya menyayangkan adanya masjid yang justru dijadikan panggung politik oleh parpol maupun ormas tertentu, sehingga memicu perpecahan umat. Untuk itu pihkanya mengajak masyarakat untuk mendukung gerakan ini, agar seluruh masjid yang ada di Kota Blitar benar-benar bersih dari kampanye dan politik praktis.

Advertisement

“Kami menolak politisasi agama yang menggunakan masjid dan mushola untuk kampanye kelompok dan golongan tertentu dalam Pilgub Jatim 2018. Hal ini dirasa perlu dilakukan, untuk menjaga netralitas masjid sebagai tempat ibadah”, kata Subakhir kepada wartawan.

Menurut Subakhir, fungsi masjid adalah sebagai tempat ibadah, bukan tempat untuk menyebarkan stigma-stigma negatif dan ajaran radikalisme. Masjid dan mushola adalah tempat untuk menyatukan umat, bukan justeru untuk memecah belah umat.

“Masjid adalah tempat yang mulia, masjid adalah rumah Allah, sehingga kita sebagai muslim berkewajiban menjaga kemuliaanya”, tandasnya.

Subakhir, pihaknya mengajak kepada seluruh masyarakat dan elemen yang terlibat dalam Pilgub Jatim 2018, agar menjadikan masjid dan mushola sebagai mimbar dakwah dan menyebarkan ajaran agama yang sejuk, damai bukan caci maki, hasutan dan kebencian. Selain itu juga, agar semua pihak tetap menjaga masjid dan mushola tetap netral dan lepas dari kampanye, kepentingan politik dan pragmatis.

Advertisement

Selain menjaga masjid dari kegiatan politik, deklarasi tersebut juga menekankan untuk menjaga akhlak orang-orang di dalam masjid. Dengan tidak memberikan ceramah yang berisi caci maki dan adu domba. Serta menyusupkan faham radikalisme ke masjid.

“Stop caci maki dan adu domba. Mari bersama-sama kita jadikan mimbat masjid sebagai media menyampaikan dakwah yang sejuk dan damai”, tegas Subakhir.

Sebanyak 150 perwakilan masjid serta Ormas keagamaan se Kota Blitar, usai membacakan deklarasi membubuhkan tamda tangah di atas kain putih sebagai bentuk pernyataan sikap menolak segala bentuk politisasi masjid. (an/jar/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas