Kota Malang
Tausiyah Ustadz Wijayanto, Utamakan Kebutuhan Kehidupan Akhirat
Memontum Kota Malang — Banyak dari kita terkadang masih mengedepankan keinginan daripada kebutuhan. Bahkan meskipun belum mampu untuk mendapatkannya, kita akan memaksakan diri untuk tetap bisa memilikinya, apapun caranya. Baik melalui hutang riba, memiliki tanpa hak (mencuri, merampok, menyita), dan lainnya.
Keinginan-keinginan yang tak terkendali inilah yang menyebabkan kita melalaikan tujuan utama kita di dunia. Padahal dunia hanyalah sementara, hanya tempat singgah sejenak untuk mempersiapkan perbekalan ke akhirat. Namun ternyata, kilauan dunia itu sangat menggoda setiap manusia yang tak mampu melawan hawa nafsunya. Hal inilah yang patut diwaspadai serta dihindari.
Hal ini diungkapkan, Ustadz Wijayanto saat menyampaikan tausiyah dalam Kajian Islam Akbar YDSF Malang bertemakan “Ketika Dunia Menggoda” yang diselenggarakan di Masjid Jenderal Ahmad Yani Jl. Kahuripan 12 Malang, Sabtu (20/1/2018). Dari kajian ini, YDSF Malang mengajak seluruh umat muslim untuk bersama-sama kembali meluruskan niat dan tujuan hidup, khususnya bagi 2.000 jamaah yang hadir.
“Kalau biasanya harta, tahta, dan wanita, sekarang ditambah kuota. Karena masyarakat saat ini lebih mengutamakan kuota, ketimbang kebutuhan lainnya. Seolah candu, kalau tidak ada kuota, seolah hidup kiamat. Dari bangun tidur sampai mau tidur, gadget yang diutamakan. Sementara kuota yang nyata yaitu kuota kehidupan kita yang terbatas di dunia, tak ada yang tahu tapi kita pasti mati. Untuk itu, mari gunakan waktu sebaik mungkin, pilah mana kebutuhan bukan keinginan, termasuk kebutuhan bekal untuk di akhirat,” papar Pengasuh Utama Pesantren Bina Insan Anak Sholeh Yogyakarta.
Pengisi beberapa kajian di stasiun televisi nasional ini menambahkan saat ini masyarakat krisis kepercayaan, baik pada orang lain maupun pada dirinya sendiri. “Prinsipnya tidak mudah percaya kalau tidak melihat sendiri. Tapi kenyataannya hanya membaca, melihat dan mendengar di medsos, sudah diteruskan menurut versi tersebut. Kan jadi salah kaprah. Karakter manusia saat ini lebih afdol pada yang nampak. Diceramahi beberapa kali tak akan cepat masuk otak. Tapi ketika dikasih contoh, lebih cepat dilakukan. Contoh kecilnya, anak dengar adzan tidak langsung berangkat ke masjid. Tapi setelah orang tua mencontohkan, anak pasti akan ikut,” papar Ust Wijayanto.
Selain kajian, YDSF menyelipi dengan penggalangan donasi kemanusiaan yang akan disalurkan langsung ke Palestina untuk mendukung perjuangan mereka meraih kemerdekaan. Karena tragedi kemanusiaan ini harus segera diselesaikan dan tentunya butuh sebuah kontribusi yang besar dari umat Islam dengan cara memberikan donasi terbaik yang bisa dikeluarkan, sekaligus sebagai perbuatan nyata untuk bekal kebutuhan di akhirat kelak. Sementara di halaman masjid A Yani, dibuka bazar aneka produk, mulai produk makanan, minuman, fashion, property, buku-buku dan lain sebagianya.
Melalui kajian ini, harapannya YDSF Malang mampu menjadi sebuah penggerak bagi seluruh masyarakat, terutama warga Malang Raya untuk bisa menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan dan menebar manfaat. Karena setiap kontribusi yang diberikan, nantinya akan menjadi sebuah jalan kemudahan bagi saudara-saudara kita yang memang tengah membutuhkan uluran tangan kita. (rhd/yan)