Kota Malang

UM Gelar Adu Debat 44 Tim PTN/PTS se-Jawa Bali

Diterbitkan

-

UM Gelar Adu Debat 44 Tim PTNPTS se-Jawa Bali

Memontum Kota Malang — Sukses menggelar dua kali Sasana Debat Mahasiswa (Sadewa) se-Jawa, kali ini Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (FE UM) kembali melaksanakan Sadewa dengan jangkauan yang lebih luas daripada sebelumnya, yakni se-Jawa Bali. Acara rutin di tahun ketiga ini, diikuti 44 tim dari PTN dan PTS se-Jawa Bali yang menjadi tim langganan dan tim baru. Salah satunya, tim Universitas Udayana Bali sebagai perwakilan satu-satunya dari pulau Bali.

Ketua Pelaksana Sadewa, Adrian Maulana mengatakan animo peserta dari tahun ke tahun selalu meningkat. Kali ini mengangkat tema Ekonomi Digital dalam Perspektif Akuntansi, yang digelar mulai Sabtu-Minggu (28-29/4/2018). “Ini merupakan tahun ketiga dimana pada Sadewa kali ini diperluas hingga se-Jawa Bali. Kami berharap para peserta bisa berkompetisi secara sehat, sehingga bisa menjadikan Sadewa sebagai ajang yang bergengsi dan benar-benar berkualitas,” ungkap Adrian Maulana, dalam sambutannya.

Humas IAI Komda Malang Raya,  Meldona, SE, MM, Ak, CA. (rhd)

Humas IAI Komda Malang Raya, Meldona, SE, MM, Ak, CA. (rhd)

Wakil Dekan III FE UM Sugeng Hadi Utomo berharap, kegiatan Sadewa nantinya bisa ditingkatkan menjadi kegiatan berskala nasional. Animo masyarakat terhadap Akuntansi masih sangat tinggi dipilih menjadi jurusan untuk berkuliah. Seperti Universitas Negeri Malang (UM), sekitar 6.502 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa Akuntansi jurusan dengan mahasiswa terbanyak di UM. “Jumlah itu tentunya menunjukkan animo masyarakat terhadap akuntansi masih sedemikian bagus, sehingga kami berharap acara ini bisa bertaraf nasional nantinya. Dari tingkat se-Jawa Bali ini, harapannya meningkat menjadi level nasional ke depannya,” jelas Sugeng, kepada Memo X di ruang kerjanya.

Selain itu, lanjut Sugeng, melalui debat ini para mahasiswa bisa mengembangkan teori dan wawasannya, khususnya di bidang akuntansi dengan melakukan debat yang benar. Artinya debat secara santun, mendengarkan lalu memberi tanggapan positif dan solutif. Bukan menyelah dan mengadili. “Debat yang bagus itu ada dasar teoritis yang santun. Artinya selesai pemaparan, baru disanggah. Bukan dipotong atau disela, karena itu namanya debat kusir.

Bukan memaksakan beberapa hal dan menjadikan kambing hitam sisi lainnya. Namun menjadi penguat positif atau solusi lain atas permasalahan yang ada,” tandas Sugeng.

Advertisement

Laman: 1 2

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas