Kota Malang

Wali Kota Malang Kolaborasikan UMKM Manfaatkan Digitalisasi

Diterbitkan

-

Pembukaan Pasar Kreatif Malang, ditandai dengan swipe layar digital. (rhd)

Memontum Kota Malang—Era revolusi industri 4.0 menjadi tantangan sekaligus peluang bagi milenial dan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan, khususnya yang bergerak di bidang UMKM. Menyadari hal itu, Pemkot Malang membuka pintu agar sinergi kaum milenial, pelaku usaha, dan Pemkot Malang, dapat berkolaborasi dan menjadi kekuatan bersama, bukan lagi menjadi pesaing. Sekaligus sebagai aplikatif Salam Satu Jiwa.

Walikota Malang Sutiaji mengajak para pemuda yang dinilai berpotensi dalam membangun komunitas ekonomi kreatif berbasis digital. Terlebih, dalam berbagai kesempatan Kota Malang ditunjuk sebagai pilot project dalam kegiatan berbasis digital, baik kancah nasional maupun internasional. “Seperti program AI (Artificial Intelligence), di mana Kota Malang jadi pilot project di Indonesia bahkan Asia,” ungkapnya, saat membuka acara “Pasar Kreatif Malang”, bertemakan Pembinaan dan Pemberdayaan Pelaku Ekonomi Kreatif di Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, di halaman Balaikota Malang, dan sepanjang jalan Gajahmada, selama 2 hari, Rabu-Kamis (20-21/2/2019).

Walikota Malang Sutiaji mengunjungi salah satu stand bazar UMKM. (rhd)

Walikota Malang Sutiaji mengunjungi salah satu stand bazar UMKM. (rhd)

Suriani apreasiasi peran TP PKK melalui Rumah Solusi. (rhd)

Suriani apreasiasi peran TP PKK melalui Rumah Solusi. (rhd)

Menurutnya, di era revolusi industri ini, ada banyak peluang yang bisa diambil. Modal bukan lagi menjadi kebutuhan utama, melainkan mengandalkan kreativitas dan inovasi pelaku usaha. “Dulu modal menjadi hal utama. Tapi sekarang dengan kreativitas dan inovasi yang selalu berkembang, tanpa harus berpikir modal dan tempat luas, justru penawaran modal akan datang dengan sendirinya. Bahkan dengan modal minim, jika produknya sangat diminati pasar, mampu berlipat-lipat hasilnya. Contohnya kesuksesan dosen Unikama, dengan modal Rp 16 juta, kini omzetnya milyaran rupiah,” jelas suami Widayati Sutiaji ini.

Selain itu, Sutiaji berharap agar kegiatan pembinaan dan workshop yang digelar selama dua hari terus ditindaklanjuti. Sebab pembinaan UMKM dan pelaku industri membutuhkan proses berkelanjutan. Sehingga industri kreatif yang dikelola anak muda dapat lebih berkembang. “Memang tidak instant, semuanya butuh proses dan akan terus dilakukan. Pembinaan akan terus dilakukan secara berjangka,” terang pria penghobi badminton ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan,  kegiatan yang dikemas dalam ekonomi kreatif ini merupakan kegiatan pembinaan bagi pelaku ekonomi kreatif lanjutan dari event sebelumnya. Dengan melibatkan 8 sub sektor dari 16 sub sektor ekonomi kreatif yang ada, diantaranya fashion, kriya, kuliner, musik, seni pertunjukan, film, senirupa, fotografi, dan animasi game. “Kegiatan ini diikuti oleh 41 peserta dan 65 stand pameran asosiasi kuliner. Selain promosi, juga digelar workshop ekonomi kreatif berbasis digital dengan mendatangkan beberapa pakar dan akademisi. Agar bisa terus eksis dengan kekuatan big data yang ada,” jelas Dayu, sapaan akrabnya.

Advertisement

Kegiatan ini merupakan rangkaian HUT ke-105 Kota Malang, yang direncanakan dihelat pada April 2019. Mengingat ada himbauan KPU agar tidak ada kegiatan selama masa tenang Pemilu 2019, yakni 23 Maret hingga 17 April 2019. Sehingga Pasar Kreatif Malang dimajukan. “Tak hanya Disbudpar, namun juga melibatkan Dinas UM dan Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pasar, serta Malang Creative Fusion, untuk meningkatkan perekonomian Kota Malang,” jelas Dayu, sapaan akrabnya. (adn/gie)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas