Kota Malang

Walikota Sidak PD RPH, Tinjau Kesiapan Lebaran dan Menuju TUNAS

Diterbitkan

-

Walikota Sidak PD RPH, Tinjau Kesiapan Lebaran dan Menuju TUNAS

Memontum Kota Malang – Sebagai persiapan menjelang Lebaran 1440 H, Walikota Malang, Sutiaji, bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Wasto, mengunjungi Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH), Rabu (22/5/2019), untuk melakukan pengecekan stok lebaran sekaligus persiapan untuk berganti nama menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tugu Aneka Usaha (Tunas).

Plt Direktur Utama PD RPH Kota Malang, Ade Herawanto mengungkapkan, dalam persiapan lebaran, pihaknya telah membentuk satgas pangan bersama aparat kepolisian, dokter hewan dan jajaran samping lainnya, untuk melakukan sidak lapangan. Ketika turun ke lapangan, satgas yang telah dibentuk bertugas mengingatkan masyarakat supaya melakukan penyembelihan hewan sesuai dengan aturan yang ada.

Walikota dan Sekda meninjau tempat pengolahan daging potong. (rhd)

Walikota dan Sekda meninjau tempat pengolahan daging potong. (rhd)

“Hal tersebut merupakan salah satu upaya, agar masyarakat melakukan pemotongan hewan kurban sesuai kaidah-kaidah agama dan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Peternakan dan Daging. Ketika ada pedagang yang menyembelih hewan tanpa ada sertifikasi kesehatan dan halal, akan kami beri peringatan. Kalau masih bandel, kami akan lakukan tindakan tegas,” jelas pria yang juga menjabat Kepala BP2D Kota Malang, kepada awak media di sela kegiatan.

Tak hanya itu, PD RPH bakal melakukan operasi pasar. Upaya tersebut untuk mengantisipasi kenaikan harga daging yang mengalami lonjakan harga yang diperkirakan naik sekitar Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram.

“Kalau harganya terlalu tinggi, kasihan masyarakat. Khawatir daya belinya juga ikut turun. Meski saat Lebaran nanti mereka ini beragam jenis masakan jamuan dari bahan daging,” papar pria yang akrab disapa Ade d’Kross ini.

Advertisement
Tinjau tempat kandang Sapi. (rhd)

Tinjau tempat kandang Sapi. (rhd)

Lebih lanjut, Ade menyatakan, saat PD RPH menjual daging mulai harga Rp 60 ribu sampai Rp 130 ribu per kilogram, dengan beragam jenis daging dan kemasan. Nantinya, mengikuti perkembangan teknologi, pola pemasaran menggunakan sistem online melalui media sosial.

“Mengikuti perkembangan yang ada, nanti akan kami tawarkan melalui sosmed. Ini bagian langkah kami menuju Tunas, dimana nantinya ada 18 unit usaha,” jelas pria penghobi olahraga ekstrim.

Sementara itu, Walikota Malang, Sutiaji, menambahkan, Pemkot Malang akan bekerjasama dengan civitas akademika untuk memproduksi hasil pemotongan hewan. Hal tersebut sesuai dengan konsep pentahelix, yang saat ini sedang digencarkan untuk pembangunan Kota Malang.

“Untuk packaging daging, fasilitas sudah lengkap. Kita harus kuatkan itu. Kami akan bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Hasil Pertanian (THP), mungkin dagingnya bisa dimaksimalkan menjadi bakso, sosis, dan jenis bahan olahan daging lainnya,” jelas pria nomor satu di Kota Malang ini.

Nantinya, untuk menjadi Tunas, banyak potensi yang bisa dikembangkan tanpa harus menunggu adanya Peraturan Daerah (Perda) baru. Usai hasil olahan daging tersebut dibuat, akan segera dibuatkan hak paten atau Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), agar bisa dinikmati oleh masyarakat secara aman, terjamin, dan halal. Sekaligus dikembangkan dan dijual hingga ke luar kota dan luar negeri.

Advertisement

“Kemarin super meat sudah dikenalkan. Nanti kami akan buat produk bakso, khas malang. Kita harus perkuat BUMD tanpa harus menunggu peraturan daerah,” ungkap pria berkacamata ini. (adn/yan)

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas