Kota Malang

Genangan Air Dituding Penyebab Rusaknya Aspal

Diterbitkan

-

Genangan Air Dituding Penyebab Rusaknya Aspal

Memontum Kota Malang – Rusaknya aspal di jalanan Kota Malang, tak sepenuhnya disebabkan oleh kualitas dan kelas aspal. Namun, kerusakan ini disebabkan oleh alam, yaitu air hujan yang menggenangi jalan, dimana genangan tersebut diakibatkan kurang lancarnya air hujan yang mengalir ke drainase selokan, gorong-gorong, dan sungai. Parahnya, drainase (saluran air) tersebut justru tertutup oleh trotoar dan akses masuk, dampak pelebaran jalan. Belum lagi, sampah yang menumpuk dan menutup saluran drainase.

“Tingkat kerusakan aspal itu disebabkan dari banyaknya genangan. Di beberapa titik seperti Danau Sentani, kawasan Sardo, depan Joyo Utomo, Joyogrand, dan lainnya. Sumbatan sampahnya banyak dan menghambat drainase. Kami benahi salurannya dulu, baru kami aspal. Percuma kalau diaspal tapi airnya menggenang. Aspal berkualitas pun kalau tergenang pasti rusak,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang, Hadi Santoso, kepada awak media, di Hotel Savana, Kamis (21/3/2019).

Jalanan berlubang yang disebabkan genangan air, diberi tanda oleh beberapa komunitas warga. (rhd)

Jalanan berlubang yang disebabkan genangan air, diberi tanda oleh beberapa komunitas warga. (rhd)

Pria yang akrab disapa Sony ini menyebutkan, saluran air yang sudah ditutup aspal, trotoar, maupun bangunan akan menyulitkan pembenahan drainase. Sementara proyek drainase tak hanya di DPUPR, namun juga melibatkan Disperkim. Untuk itu, pihaknya saling berkoordinasi.

“Sebenarnya tak masalah saat buat jalan masuk (inrate), namun tolong buatkan jalan air. Termasuk ram besi di jalanan jangan diambil. Mohon masyarakat ikut menjaga,” tegas Sony.

Terkait ram besi yang hilang, Sony tidak habis pikir. Sebab lebih dari 25 ram telah hilang dicuri oleh pihak tak bertanggung jawab selama bulan Maret. Selain untuk jalan menampung air dengan volume lebih besar, ram juga untuk keselamatan pengendara agar tidak terjerembab ke dalam drainase.

Advertisement
Ram besi yang sering hilang dicuri. (rhd)

Ram besi yang sering hilang dicuri. (rhd)

“Kami tak mau menduga motifnya, padahal bahannya cuma tembaga. Mungkin saja masih laku dijual. Padahal kami las, sehingga kalau untuk membuka ram air untuk membersihkan drainase harus dibongkar dulu. Yang hilang itu di Tlogomas, Ijen, Basuki Rahmat, Trunojoyo, Ir Rais, dan banyak tempat lainnya,” urainya.

Parahnya, saat membersihkan drainase, satgas DPUPR dan Disperkim menemukan banyak sampah yang masuk di luar nalar, seperti sampah kabel, kawat, bak sampah karet, dan lainnya.

“Coba bisa dibayangkan, kok bisa kabel-kabel masuk situ. Dan di Danau Sentani kemarin itu penyebabnya tersumbat bak sampah karet. Bukan lagi sampah daun atau kotoran kecil,” herannya.

Disebutkan pula, aturan pengerjaan insidentil tidak lebih dari 30 persen dalam satu ruas jalan. Namun jika lebih, ditawarkan melalui lelang proyek. Sementara dalam aturan swakelola, dijelaskan 70 persen bahan dan 30 persen tenaga kerja.

“Memang kondisi dananya sangat tipis. Dalam APBD Perubahan 2019, DPUPR telah mengajukan dana tambal sulam ke DPRD Kota Malang sekitar Rp 4,8 milyar,” tandasnya. (adn/yan)

Advertisement

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas