Kota Malang

Kota Malang Kaya Produk Kuliner, Namun Lemah Packaging

Diterbitkan

-

Direktur Akses Non Perbankan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Syaifullah Agam, mensosialisasikan Kreatifood 2019. (rhd)

Memontum Kota Malang—-Para pelaku industri kreatif dituntut mengembangkan produk dan jasa kreatifnya menjadi karya potensial bernilai jual tinggi, termasuk produk dan jasa kreatif dalam subsektor kuliner. Seiring cita-cita kota Malang dalam mewujudkan Malang Kota Kreatif, melalui program Kreatifood yang dihelat Bekraf, dapat mempertemukan para pelaku rintisan kuliner dengan konsumen, serta pelaku pemasaran, seperti reseller, distributor dan investor, guna membuka peluang pasar.

Plt. Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri Bekraf, Fahmy Akmal, merujuk kesuksesan Kreatifood 2018 lalu, banyaknya distributor dan pelaku pemasaran produk kuliner yang sudah tercatat. Berpotensi memasarkan produk dari FoodStartup Indonesia adalah Kota Malang, sebagai salah satu topseller. “Dari Kreatifood 2018, kami mencatatkan distributor dan pelaku pemasaran produk kuliner dan memiliki potensi yang sangat besar untuk memasarkan produk dari FoodStartup Indonesia, salah satunya adalah Kota Malang,” ungkap Fahmy.

Animo para pelaku kuliner dalam Kreatifood 2019. (rhd)

Animo para pelaku kuliner dalam Kreatifood 2019. (rhd)

Sementara itu, Direktur Akses Non Perbankan Bekraf, Syaifullah Agam, menyampaikan, Kota Malang memiliki beragam produk kuliner yang sangat menarik dan unik. Sayangnya, keunikan tersebut tak diimbangi dengan kemasan atau packaging yang bagus. Untuk itu, perlu upaya agar para pelaku usaha kuliner meningkatkan kreativitasnya dalam mengembangkan produknya secara kemasan. Melalui sosialisasi yang digelar Bekraf ini, diharapkan dari jumlah pasar yang mencapai 300 ribu lebih itu, meski belum semuanya tersentuh pasar lokal, dapat memenangkan persaingan hingga tingkat internasional.

“Malang ini produk kulinernya bagus, pasarnya juga besar. Makanan saat ini bukan sekedar kebutuhan, tapi juga keinginan. Sayangnya, kemasannya kurang menarik. Harapannya, para pelaku usaha kuliner dapat menemukan ide dan kreativitas baru. Sehingga produknya dapat bersaing, baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Karena persaingannya sangat bebas, dan banyak produk asal luar negeri yang turut dalam persaingan di Indonesia,” jelas  Syaifullah, di sela Sosialisasi Kreatifood 2019, di Hotel Harris Malang, Selasa (2/4/2019).

Syaifullah memprediksi tahun 2020 mendatang, diperkirakan ada 140 ribu lebih berpotensi sebagai big market atau konsumen dengan kemampuan membayar tinggi. Itu menjadi peluang tersendiri yang harus dipersiapkan sejak dini. Akan lebih bagus lagi ketika produk kuliner lokal mampu bersaing hingga mancanegara. “Bekraf juga bekerjasama dengan lembaga ekspor impor untuk memberi peluang baru bagi pelaku usaha kuliner dalam memperluas jaringan. Dalam Kreatifood ini, para pelaku kuliner juga akan dipertemukan dengan para investor hingga distributor besar. Kami selalu monitoring untuk follow up setiap usaha kuliner di daerah,” paparnya. (adn/yan)

Advertisement

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas