Sidoarjo

BNPT Bekali 3 Pilar Keamanan Desa Soal Pencegahan Gerakan Terorisme

Diterbitkan

-

PEMBEKALAN - BNPT memberikan pembekalan kepada 3 pilar desa soal pencegahan terorisme di Favehotel, Sidoarjo, Selasa (16/07/2019)

Memontum Sidoarjo – Tim Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai aparat desa/kelurahan memiliki peran penting dalam pencegahan gerakan radikalisme dan terorisme. Karena itu, BNPT mendorong tiga pilar keamanan desa ikut berperanserta dalam pencegahan gerakan radikalisme dan terorisme itu sebagai proses awal pencegahan.

Peningkatan peran serta itu dikemas dalam acara Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Propinsi Jatim. Dalam kegiatan yang digelar di Hall FaveHotel Sidoarjo ini, merupakan hasil kerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim. Dalam kegiatan ini, BNPT memberikan pembekalan bagi aparatur desa/kelurahan, Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bintara Pembina Kamtibmas (Babin Kamtibmas) tentang literasi informasi pencegahan gerakan radikalisme dan terorisme.

Pesertanya tidak hanya berasal dari Sidoarjo. Melainkan juga berasal Surabaya, Pasuruan, Mojokerto dan Kabupaten Gresik.

“Program pencegahan radikalisme dan terorisme tidak bisa hanya dilakukan aparat saja. Tetapi dibutuhkan sinergi kuat dengan masyarakat termasuk kerjasama 3 pilar keamanan desa sangat penting. Yakni melibatan aparat desa/kelurahan, Babinsa dan Babin Kamtibmas,” kata Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT, Letkol (Laut) Setyo Pranowo kepada Memontum.com, Selasa (16/7/2019).

Advertisement

Melalui kegiatan rembuk ini, lanjut Setyo diharapkan para aparat mengetahui sejak dini, sejumlah hal tentang pencegahan radikalisme dan terorisme. Apalagi, sebelumnya radikalisme disebar secara langsung. Akan tetapi saat ini disebar melalui media sosial (medsos).

“Ciri-ciri utama radikalisme itu diantaranya intoleran, fanatik, hingga memisahkan diri dari pergaulan di kalangan masyarakat umum. Sekarang pola baru terorisme mulai indoktrinasi secara online, rekrutmen dan pembaiatan online hingga cyber jihad. Kami (BNPT) pun punya tugas baru, yakni pemulihan korban radikalisme,” tegas pejabat kelahiran Mojokerto ini.

Tidak hanya itu, para peserta juga mendapatkan pemaparan soal berita bohong (hoaks) dari Kabid Media Massa, Hukum dan Humas FKPT Jatim, Wahyu Kuncoro.

“Soal berita hoaks itu, biasanya diawali dengan kata-kata yang provokatif,” ungkap mantan Pimred koran di Jatim ini.

Advertisement

Sementara Ketua FKPT Jatim, Soubar Isman menegaskan pihaknya melakukan sejumlah langkah dan program untuk mencegah paham radikal yang berujung pada terorisme. Sejumlah program itu, diantaranya sosialisasi pencegahan radikalisme melalui workshop, seminar hingga lomba.

“Bekal informasi itu tujuannya agar semua elemen masyarakat ikut berperan aktif mencegah radikalisme dan terorisme. Termasuk para apatur kelurahan/desa, Babinsa dan Babin Kamtibmas yang bisa menjadi ujung tombak pencegahan radikalisme. Karena mereka bersentuhan langsung dengan warganya,” tandas mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Propinsi Jatim ini. (Wan/yan)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas