Kota Malang

Shofiyah Nur Yustina, Langganan Jawara Karate, 2019 Targetkan Emas di SKIF Itali

Diterbitkan

-

Shofiyah Nur Yustina. (ist)

Memontum Kota Malang—-Bagi Shofiyah Nur Yustina, mahasiswi prodi Manajemen angkatan 2018 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), karate sudah menjadi bagian hidupnya. Semenjak iseng ikut-ikutan belajar karate di bangku kelas 4 SD, kemudian menginjak kelas 5 SD, dara yang akrab disapa Shofi ini menjadi langganan jawara dalam beberapa kejuaraan karate.

Pun, ketika belum genap dua bulan berkuliah di UMM, tiga medali prestasi kejuaraan karate dalam genggamannya. September lalu, Shofi menyabet dua medali emas di Anjuk Ladang Karateka dalam pertandingan Kata Perorangan, dan Bondowoso Ijen Championship pada kategori yang sama. Selain itu, Shofi juga menyabet medali perunggu di Bondowoso Ijen Championship dalam pertandingan Kumite Beregu.

Keinginan kuat Shofi ini didukung penuh oleh sang Ayah yang menginginkan anaknya menjadi wanita yang tangguh dan tahan banting. “Ayah selalu dukung saya. Kalau Ibu, tetap turut mendukung, tapi setiap kali tanding Ibu masih takut lihat saya cedera. Sebab dulu saya pernah kena tendang di kepala, hingga pernah kurang bisa mendengar sampai beberapa hari,” jelas Shofi.

Dalam mewujudkan cita-cita menjadi atlet Karate Internasional. Shofi kerap berlatih karate setiap hari selama tiga sampai empat jam. Namun ketika menjelang pertandingan, Shofi fokus mengikuti Training Camp yang dilaksanakan selama tiga bulan dan berlatih selama delapan sampai sembilan jam per hari. Kerja keras memang tak pernah mengkhianati hasil. Ketika duduk di bangku SMA, Shofi berhasil menyabet dua medali emas di kejuaraan internasional yang diselenggarakan Shotokan Karate-Do International Federation (SKIF), Itali. Saat ini Shofi masih mencari sponsor untuk kembali bertanding di SKIF pada bulan Januari 2019 mendatang. “Saya ingin bertanding kembali di SKIF, karena lawannya sekarang lebih menantang. Yaitu pemenang pelatnas dari berbagai negara,” jelas Shofi.

Advertisement

Dari karate, Shofi mengaku belajar bersyukur karena bisa diberi kesempatan juara dan berkeliling Jawa Timur, hingga ke Itali secara gratis. Selain itu, Shofi bisa mengenal diri sendiri dengan baik. Meskipun bercita-cita menjadi Atlet Karate Internasional, Shofi tidak meninggalkan kuliahnya dengan tetap giat belajar dan mengerjakan tugas yang diberi dosen.

“Saya jadi mengerti batasan kemampuan saya sampai di mana. Dan ternyata dengan berlatih keras saya bisa melampauinya. Jadi atlet di Indonesia tidak bisa menjamin masa depan, jadi harus mandiri. Pesan saya kepada teman-teman yang mengikuti kejuaraan olahraga, jangan cepat menyerah dan tetap harus bisa menyeimbangkan antara kejuaraan, kuliah, dan mengerjakan tugas,” tandas Shofi. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas