Bondowoso

Pemkab Bondowoso Canangkan Gelida guna Bangkitkan Minat Baca Masyarakat

Diterbitkan

-

Memontum Bondowoso – Sebagai langkah dalam membangkitkan minat baca masyarakat di Bondowoso, Pemerintah Kabupaten Bondowso mencanangkan Gerakan Literasi Daerah (Gelida) bersama Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Kegiatan itu, dicanangkan di Pendapa Bupati Bondowoso, dengan pemberian simbolis 450 buku, Kamis (08/04) tadi.

Bupati Bondowoso, Drs KH Salwa Arifin, dalam sambutannya mengatakan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan UNESCO, budaya baca masyarakat rendah. Bahkan, membaca dianggap bukan sebagai kebutuhan. Karenanya, masyarakat perlu didorong untuk lebih gemar membaca dengan diimbangi ketersediaan bahan pustaka lengkap dan berkualitas.

“Melihat fungsinya sebagai wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan menjadi salah satu komponen penting dalam peningkatan SDM,” urai Bupati.

Baca Juga:

Advertisement

Bupati Salwa pun berharap, Gerakan Literasi Daerah juga mampu mempercepat tercapainya peningkatan indeks pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Terlebih, dalam menyiapkan SDM guna menghadapi tantangan di era globalisasi dan keterbukaan.

“Dengan membaca, maka akan membuka jendela dunia. Tidak hanya meningkatkan kecerdasan intelektual, namun juga kecerdasan emosional dan spiritual,” lanjutnya.

Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Drs Hasto Hendarto, mengatakan bahwa Bondowoso satu-satunya kabupaten yang mencanangkan gerakan literasi hingga ke tingkat kecamatan dan desa.

“Kalau yang lainnya hanya tingkat kabupaten saja,” ujarnya.

Menurutnya, minat baca hasil kajian Pemprov Jatim melalui tim independen, pergerakan minta baca naik tajam. Dari 42 persen pada tahun 2010, tercatat minat baca masyarakat melonjak menjadi 75 persen pada 2018.

Advertisement

“Dua tahun ini, mulai 2019 sampai 2020, sudah beralih dari minat baca menjadi gemar membaca. Melompat lagi literasi membaca,” katanya.

Pada tahun 2019, kegemaran membaca masyarakat Jawa Timur berada di urutan kedua setelah Yogyakarta. Yakni, sebesar 62,37 persen. Lalu pada 2020, angka tersebut naik menjadi 63 persen lebih. “Indikatornya jelas. Frekuensi membaca dalam seminggu 4 kali. Durasi membaca satu hari bisa 1-2 jam,” paparnya. (dul/sit)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas