Tulungagung

DLH Tulungagung Asal-asalan Kelola Hutan Kota Moyoketen, 450 Tanaman Terancam Mati

Diterbitkan

-

Pengunjung Huko saat melihat tanaman Jambu Air banyak yang mati.

Memontum Tulungagung–Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) oleh Dinas Lingkungan Hidup terkesan asal-asalan. Terbukti, dari pengadaan 450 pohon, hanya sekitar 5 persen saja yang hidup, sisanya mati. Bahkan, ada dugaan penanaman fiktif pohon pucuk merah.

 

Terbukti, sesuai pengamatan di lapangan, hampir tidak ditemukan pohon pucuk merah di lokasi Hutan Kota (Huko) Moyoketen. Sesuai data Sirup, tahun 2017 ini Dinas Lingkungan Hidup menganggarkan 20 juta untuk penanaman dan perawatan pohon Jambu Air dan Pucuk Merah. Pada program tersebut juga tertulis, deskripsi kegiatan adalah untuk droping tanaman, penanaman, pemupukan serta pemasangan ajir sampai tanaman benar-benar hidup.

 

Advertisement

Sementara fakta di lapangan, hampir 90 persen tanaman Jambu Air dalam kondisi mati. Sementara, tanaman Pucuk Merah justru tidak ditemukan dilapangan.
Menurut Yonda Bramastyo salah satu pengamat pembangunan mengatakan, kondisi ini menunjukkan ketidakseriusan dinas dalam mengelola anggaran.

 

Bahkan Yonda menduga, ada penyelewengan anggaran.

“Kalau kita cek di lokasi Huko, memang kita tidak menemukan Pucuk Merah sama sekali, entah itu ditanam dimana atau memang tidak ditanam, lalu kemana itu?”, terangnya kepada Memo X saat memantau lokasi pada Selasa (31/10/2017).

Advertisement

 

Tidak hanya asal-asalan kata Yonda, dengan temuan ini, menunjukkan kinerja DLH tidak profesional, padahal sudah naik grade, dari badan menjadi dinas.

“Gimana itu kinerjanya, apa tidak ada pengawasan, kok sampai mati semua pohonnya. Padahal deskripsinya jelas, lalu dimana uang perawatannya?”, kata Yonda.

 

Advertisement

Jika memang ada indikasi korupsi pada proyek itu lanjut Yonda, harusnya ada upaya dari penegak hukum untuk mengusutnya. “Meskipun hanya 20 juta, itu tetap pelanggaran, jika ditemukan unsur korupsi”, tegasnya kepada Memo X.

 

Sementara itu, belum ada tanggapan dari pengelola Huko terhadap temuan ini. Bahkan, saat dilapangan, tidak ada penjaga di Huko sehingga terkesan tidak dirawat.(zul/yan)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas