Pemerintahan

Gubernur Khofifah sebut BOR di Jatim Mulai Terjadi Penurunan

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Di tengah meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19, kabar baik justru disampaikan Gubernur Jatim, terkait Bed Occupancy Ratio (BOR) di Provinsi Jawa Timur. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan bahwa permintaan BOR mulai melandai. Hal itu, disampaikannya seusai meresmikan tempat isi ulang tabung oksigen gratis bagi masyarakat isolasi mandiri (Isoman) di Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Malang, Senin (26/07) tadi.

Menurutnya, data tersebut berdasarkan data terbaru per Minggu (25/07) sore. “Saya ingin menyampaikan bahwa per pukul 16.00, kemarin (25/07), BOR di Jatim, mulai relatif melandai. BOR ICU di angka 82 persen dan BOR isolasi sebesar 77 persen,” ujar Khofifah.

Baca juga:

Tidak hanya itu, untuk Rumah Sakit (RS) Darurat yang ada di Jatim, akumulasi BOR sebesar 54 persen. Sedangkan untuk rumah karantina atau Safe House, sebesar 52 persen. “Meski begitu, kita harus waspada. Jangan karena melandai, BORnya turun, kita malah lengah,” tegasnya.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu, tidak ingin adanya kelonggaran protokol kesehatan (Prokes) di masyarakat. Apalagi, seperti di Kota Malang. “Jadi, tetap vaksinasi dan Prokes dimaksimalkan. Kalau berkaitan dengan BOR, berarti cerita di hilir. Sedangkan vaksinasi dan Prookes, berarti cerita hulu. Saya ajak masyarakat maksimal di hulu, ayo yang belum vaksin untuk segera vaksin, jaga Prokes,” paparnya.

Advertisement

Senada dengan Khofifah, Dirut Rumah Sakit Dr Saiful Anwar (RSSA), dr Kohar Hari Santoso, pun juga mengatakan bahwa tingginya BOR hampir sama dengan yang disampaikan Gubernur Khofifah. “Hampir sama lah presentasenya, tapi kalau ICU memang penuh. Oleh karena itu kami menambah bed sebanyak 42 lagi supaya BOR menurun,” terangnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga sedang berupaya memperluas fasilitas UGD RSSA. “UGD kita penuh sampai ke halaman, jadi halaman memang kita buat lebih longgar supaya pasien yang tidak bisa masuk UGD bisa terlayani. Fasilitas UGD Incovid juga akan kami tambah, kalau yang isolasi reguler sudah stabil,” jelasnya.

Lebih lanjut dr Kohar mejelaskan, bagi pasien yang tidak bisa masuk ke UGD, untuk sementara akan di rawat di bangunan semi permanen di halaman. “Selama inikan, mereka nunggu di mobil karena UGD penuh. Tapi ini disetting bangunan semi permanen kapasitas sampai 25 pasien,” tuturnya.

RSSA sendiri, tambahnya, telah menjadi RS rujukan Covid-19 di Jatim. Pasien terkonfirmasi positif tak hanya berasal dari Kota Malang maupun Malang Raya, namun dari seluruh Jatim. (mus/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas