Kabar Desa

Pemdes Harjokuncaran Sumawe Ajukan Dana Askades, Atasi Banjir MTsN Malang 4

Diterbitkan

-

Drs Ahmad Ali MM Kepala MTsN Malang. (sur)
Drs Ahmad Ali MM Kepala MTsN Malang. (sur)

Memontum Malang – Guna mengatasi banjir yang sering terjadi di MTsN Malang 4 Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) Kabupaten Malang, Pemerintah Desa (Pemdes) Harjokuncaran tengah mengajukan dana Aspirasi Kepala Desa (Askades) ke Pemkab Malang.

“Pengajuan proposal dana Askades itu kini masih dalam proses dikantor Kecamatan Sumawe untuk dilanjut ke Pemkab Malang, ” terang Arif Sujono, Kepala Desa Harjokuncaran Kamis (16/1/2020) siang.

Banjir di MTsN Malang 4 beberapa waktu lalu. (H Mansyur Usman/Memontum.Com)

Banjir di MTsN Malang 4 beberapa waktu lalu. (H Mansyur Usman/Memontum.Com)

Dikatakan Arif, dari jumlah dana Askades sebesar Rp 1,5 miliar itu salah satu pemanfaatannya nanti untuk membangun resapan air di kawasan MTsN Malang 4.

“Kami berharap, Pemkab Malang untuk membantu normalisasi resapan air di kawasan MTsN Malang 4 yang secara administratif masuk wilayah Desa Harjokuncaran, ” ulas Arif.

Sementara itu, Kepala MTsN Malang 4 Drs Ahmad Ali MM mengatakan, bahwa pihaknya akan segera melayangkan proposal pembangunan pagar talut ke Pemkab Malang.

Advertisement

Adapun tujuan rencana pembangunan pagar penahan banjir sepanjang 200 meter ini yakni untuk menormalisasi resapan air.

Arif Sujono Kepala Desa Harjokuncaran. (sur)

Arif Sujono Kepala Desa Harjokuncaran. (sur)

“Untuk program pembangunan normalisasi saluran air olen Pemdes Harjokuncaran ini, insaallah segera terealisasi,” ujar Ali berharap.

Di sisi lain, Ali juga berharap, rencana pembangunan normalisasi saluran air yang digagas Pemdes Harjokuncaran itu segera terealisasi.Tak kalah pentingnya, juga program pembangunan pagar talut itu bisa diapresiasi Pemkab Malang.

Seperti diketahui, sebagai banjir di MTsN Malang 4 beberapa waktu lalu dikarenakan luapan air bah dari perkampungan warga yang masuk ke halaman sekolah. Pasalnya, keberadaan sekolah lebih rendah dibanding permukiman warga. Sehingga air tidak bisa keluar lantaran saluran pembuangan air terbatas dan buntu.

Akibat bencana alam tersebut, terjadi beberapa kerusakan dengan total kerugian sebesar Rp 50 juta. (Sur/oso)

Advertisement

 

Advertisement
Lewat ke baris perkakas