Kota Malang

Pasca Porprov, KONI Kota Malang Segera Evaluasi dan Berbenah

Diterbitkan

-

Ketua KONI Kota Malang Edsy Wahyono. (gie)

Memontum Kota Malang – Hasil Poprov 2019 yang tidak sesuai target, KONI ( Komite Olahraga Nasional Indonesia) Kota Malang, segera melakukan evaluasi besar-besaran. Pihaknya akan melakukan evaluasi supaya Cabor-cabor lebih siap menghadapi Porprov 2021.

Target posisi Runner Up dengan perolehan 53 medali emas, belum tercapai. Kota Malang sendiri berada di urutan 4 dengan perolehan medali emas 40, medali perak 49, medali perunggu 50, total perolehan medali: 139 dengan poin: 308.

Ketua KONI Kota Malang Eddy Wahyono mengatakan bahwa pihaknya menarget runner up dengan perolehan 53 medali di Porprov 2019, bukan tanpa dasar. Namun pihaknya sudah melalui proses saat pemaparan bersama Cabor.

” Target kita memang kurang sesuai. Kami berusaha mempertahankan posisi runner up. Sebelum Porprov 2019, saya berani menyampaikan target, bukan tanpa dasar. Artinya bukan semata-mata KONI menarget sendiri seperti itu. Tapi sudah melalui proses hingga menargetkan runner up. Apa yang telah saya sampaikan terkait target, berangkatnya dari Cabor-cabor yang memberikan laporan kepada KONI, kita nanti akan sekian emas, sekian perak dan sekian perunggu,” ujar Eddy saat bertemu wartawan di Kantor KONI, Rabu (17/7/2019) siang.

Advertisement

Bahkan saat dilakukan pemaparan, target emas lebih tinggi dari 53 medali. ” Saat satu persatu melakukan pemaparan hasilnya jumlah medali lebih tinggi dari yang saya targetkan kemarin. Namun saat jelang akhir, Satgas memyampaikan kalau kurang realita,” ujar Eddy.

Meskipun hasil Porprov VI 2019, kurang sesuai namun jika dibandingkan dengan Porprov V di Banyuwangi beberapa tahun lalu, jumlah peroleha medali emas lebih besar. Kalau di Porprov Banyuwangi perolehan medali emas 37, saat ini Kota Malang mendapatkan medali emas 40. Selain itu poin nya juga lebih tinggi. Dari point 274 saat ini poin nya mencapai 308.

” Dengan menurun nya terget, kita akan lakukan evaluasi besar-besaran. Evaluasi terhadap Cabor-cabor, akan kita panggil satu persatu untuk menyanpaikan hasil Porprov. Kenapa tidak sesuai target yang telah disampaikan awal, faktornya apa. Namun secara umum kita bisa melihat juga bahwa Cabor yang gagal karena kurang jeli melihat peta, melihat perkembangan lawan. Kedepannya tidak boleh lagi seperti itu. Nantinya akan ada perombakan. Cabor yang tidak siap, pasti tidak akan kami berangkatkan. Cabor yang tidak bisa membina atlet, tidak bisa menjaga keharmonisan, tidak membaca peta lawan, tidak kita berangkatkan,” ujar Eddy.

Kegagalan di Porprov 2019, ini adalah tanggung jawab bersama. ” Sekali lagi kegagalan ini bukan kesalahan Cabor. Cabor bagian dari KONI dan KONI bagian dari Cabor yang tdak bisa dipisahkan. Tetap ini menjadi domain KONI sebagai pembina mereka. Tetap kita yang bertanggung jawab atas kegagalan ini,” ujar Eddy.

Advertisement

Eddy meminta supaya pihak yang tidak tahu persis permasalahan ini, tidak menambah keruh suasana. ” Pihak yang tidak tahu prosesnya komentarnya macam-macam. Mereka tidak tahu bagaimana perjuangan adek-adek kita saat pertandingan. Mungkin keberuntungan saat ini belum berpihak kepada kita. Kegagalan ini tidak menjadikan semangat kita patah, namun menjadi pemicu kita di Porprov 2021, untuk membalas kegagalan kita kali ini. Mudah-mudahan teman-teman di luaran sana tidak membuat statemen yang sepertinya mengadu,” ujar Eddy.

Perlu diketahui bahwa para atlet di usia sekolah SMP dan SMA. Terkait Full day, pihaknya akan meminta dispensasi ke Diknas Kota Malang untuk atlet yang masih duduk di bangku SMP. ” Karena SMP adalah kewenangan Diknas, akan kita bicarakan. Saya akan minta sinergitas Diknas terkait ijin atlet bisa pulang lebih awal,” ujar Eddy. (gie/yan)

 

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas